Jika anda mahu melakukan sesuatu, anda akan mencari jalan dan jika anda tidak mahu melakukan sesuatu, anda akan mencari alasan.
Dakwah adalah penuh dengan rintangan dan mempunyai beban yang berat. Hanya sedikit sahaja yang mampu memikulnya. Adakah kita berada di atas jalan dakwah atau masih berada di tepi-tepinya atau sedang memilih jalan tidak mahu berdakwah. Hanya insan-insan luar biasa sahaja yang memilih untuk memikul amanah berat di atas jalan dakwah ini. Hamba yang menyerahkan usaha dan kekuatan untuk membantu Islam sudah tentu mendapat pandangan istimewa di sisi Allah. Amat sedikit manusia yang sanggup bersabar untuk terus berada di atas jalan dakwah.
Misi yang jelas
Rasulullah s.a.w dibekalkan dengan misi yang bersepadu sepertiman difirmankan Allah s.w.t:
“Sebagaimana Kami telah mengutus bagi kamu seorang Rasul, yang ia membacakan ayat-ayat Kami, membersihkan (jiwa) kamu serta mengajarkan kamu (ilmu) al-kitab dan hikmah dan mengajarkan kamu (apa-apa) yang tidak kamu ketahui.” (Surah al-Baqarah: 151)
Ayat ini menerangkan bahawa Rasulullah s.a.w. telah melaksanakan misinya melalui tiga pendekatan iaitu:
1. Membacakan dan memberikan pemahaman tentang ayat-ayat al-Quran, agar umat islam mengenal dan mengetahui hakikat hidup di dunia ini secara jelas dan tepat. Mereka tahu mana yang Islam mana yang tidak, walaupun di dalam perkara-perkara yang halus.
2. Membersihkan jiwa umat Islam dari unsur-unsur syirik seterusnya menyucikan hati dari sifat-sifat terkeji dan berusaha mengisi dengan sifat terpuji dan akhlak yang baik.
3. Mengajarkan ilmu dan hikmah, yang mana ianya hanya dapat diperolehi melalui apa yang Allah turunkan melalui al-Quran dan yang dijelaskan oleh sabda Nabi s.a.w
Kefahaman yang benar
Di dalam surah Ali Imran ayat 191, Allah s.w.t berfirman:
“(Iaitu) orang-orang yang mengingati Allah sambil berdiri, duduk dan berbaring serta berfikir mengenai penciptaan langit dan bumi (oleh Allah), Ya Tuhan kami tidaklah Engkau menciptakan (semua ini) dengan sia-sia.”
Allah s.w.t. telah menerangkan persepaduan antara zikrullah dengan berfikir dapat menunjukkan pengenalan kepada Tuhan secara tepat. Persepaduan zikir dan fakir yang sesuai akan menghantarkan seseorang kepada pengenalan Tuhan dan alam semesta dengan tepat dan kemudian ia dapat memanfaatkan alam dan seisinya dengan petunjuk wahyu. Kefahaman yang benar dan asli dari zikir dan fikir akan mampu menunjukkan kepada jalan yang benar.
Tidak mudah futur
Futur secara bahasa bermaksud “menurun” sepertimana disebut di dalam hadis Rasulullah:
“Sesungguhnya setiap amal ada masanya naik (rajin) dan setelah itu ia akan turun (futur). Barang siapa yang turun (amalnya) masih dalam (batas-batas) sunnahku, sungguh ia dalam petunjuk (Allah). Dan barang sesiapa yang turun (amalnya) ia telah keluar dari sunnahku sungguh celaka ia.”
Secara istilah, futur bermaksud: “sikap mengabaikan amal sehingga meninggalkannya.” Peribadi daie yang lemah dan sistem dakwah yang lemah mudah mencampak seseorang ke lembah futur.
“Kalau sekirannya jalan yang kamu lalui itu dekat dan perjalanan yang kamu tempuhi mendatangkan banyak keuntungan, nescaya mereka berbondong-bondong mengikutimu, tetapi (jalan dakwah) itu penuh dengan kesusahan.” (Surah al-Taubah: 42)
Sunday, March 20, 2011
Saturday, March 19, 2011
PEMBINAAN SYASIAH - FADILAT MEMULIAKAN IBU-BAPA
Semua orang sayangkan ibubapa mereka. Allah memerintahkan dalam Al-Qur’an agar berbakti kepada kedua orang tua.
Mengenai wajib seorang anak berbakti kepada orang tua, Allah berfirman di dalam surat Al-Isra’ ayat 23-24.
“Arti : Dan Rabb-mu telah memerintahkan kpd manusia janganlah ia beribadah melainkan ha kpdNya dan hendaklah beruntuk baik kpd kedua orang tua dgn sebaik-baiknya. Dan jika salah satu dari kedua atau kedua-dua telah berusia lanjut disisimu maka janganlah katakan kpd kedua ‘ah’ dan janganlah kamu membentak keduanya” [Al-Isra : 23]
“Arti : Dan katakanlah kpd kedua perkataan yg mulia dan rendahkanlah dirimu terhadap kedua dgn penuh kasih sayg. Dan katakanlah, “Wahai Rabb-ku saygilah kedua sebagaimana kedua menyaygiku di waktu kecil” [Al-Isra : 24]
“Arti : Dan sembahlah Allah dan janganlah menyekutukanNya dgn sesuatu, dan beruntuk baiklah kpd kedua ibu bapak, kpd kaum kerabat kpd anak-anak yatim kpd orang-orang miskin, kpd tetangga yg dekat, tetangga yg jauh, teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahaya, sesungguh Allah tdk menyukai orang-orang yg sombong dan membanggakan dirinya” [An-Nisa : 36]
“Arti : Dan Kami perintahkan kpd manusia agar beruntuk baik kpd orang tuanya, ibu telah mengandung dalam keadaan lemah yg bertambah lemah dan menyapih dalam dua tahun, bersyukurlah kalian kpd-Ku dan kpd kedua orang tuamu. Ha kpd-Ku lah kalian kembali” [Luqman : 14]
“Arti : Dan jika kedua memaksamu mempersekutukan sesuatu dgn Aku yg tdk ada pengetahuanmu tentang Aku maka janganlah kamu mengikuti kedua dan pergaulilah kedua di dunia dgn cara yg baik dan ikuti jalan orang-orang yg kembali kpd-Ku kemudian ha kpd-Ku lah kembalimu maka Aku kabarkan kpdmu apa yg kamu kerjakan” [Luqman : 15]
Tidak boleh mematuhi orang tua yang kafir kalau mengajak kepada kekafiran seperti yang tercantum dalam surat Al-Ankabut ayat 8.
“Arti : Dan Kami wajibkan kpd manusia (beruntuk) kebaikan kpd kedua orang tuanya. Dan jika kedua memaksamu untuk mempersekutukan Aku dgn sesuatu yg tdk ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya. Ha kpd-Ku lah kembalimu, lalu Aku kabarkan kpdmu apa yg telah kamu kerjakan” [Al-Ankabut : 8]
“Arti : Kami perintahkan kpd manusia supaya beruntuk baik kpd dua orang ibu bapaknya, ibu mengandung dgn susah payah, dan melahirkan dgn susah payah (pula). Mengandung sampai menyapih ialah tiga puluh bulan, sehingga apabila dia telah dewasa dan umur sampai empat puluh tahun, ia berdo’a “Ya Rabb-ku, tunjukilah aku untuk menysukuri nikmat Engkau yg telah Engkau berikan kpdku dan kpd kedua orang tuaku dan supaya aku dpt beruntuk amal yg shalih yg Engkau ridlai, berilah kebaikan kpdku dgn (memberi kebaikan) kpd anak cucuku. Sesungguh aku bertaubat kpd Engkau dan sesungguh aku termasuk orang-orang yg berserah diri” [Al-Ahqaaf : 15]
“Arti : Mereka itulah orang-orang yg Kami terima dari mereka amal yg baik yg telah mereka kerjakan dan Kami ampuni kesalahan-kesalahan mereka, bersama penghuni-penghuni surga, sebagai janji yg benar yg telah dijanjikan kpd mereka” [Al-Ahqaaf : 16]
Sedangkan tentang anak durhaka kpd kedua orang tua terdpt di dalam surat Al-Ahqaaf ayat 17-20.
“Arti : Dan orang yg berkata kpd kedua orang tuanya, ‘Cis (ah)’ bagi kamu keduanya, apakah kamu kedua memperingatkan kpdku bahwa aku akan dibangkitkan, padahal sungguh telah berlalu beberapa umat sebelumku ? lalu kedua orang tua itu memohon pertolongan kpd Allah seraya mengatakan, “Celaka kamu, berimanlah ! Sesungguh janji Allah ialah benar” Lalu dia berkata, “Ini tdk lain hanyalah dongengan orang-orang dahulu” [Al-Ahqaaf : 17]
“Arti : Mereka itulah orang-orang yg telah pasti ketetapan (adzab) atas mereka, bersama-sama umat-umat yg telah berlalu sebelum mereka dari jin dan manusia. Sesungguh mereka ialah orang-orang yg merugi” [Al-Ahqaaf : 18]
“Arti : Dan bagi masing-masing mereka derajat menurut apa yg telah mereka kerjakan dan agar Allah mencukupkan bagi mereka (balasan) apa yg telah mereka kerjakan sedang mereka tdk dirugikan” [Al-Ahqaaf : 19]
“Arti : Dan (ingatlah) hari (ketika) orang-orang kafir dihadapkan ke neraka (kpd mereka dikatakan), “Kamu telah memhabiskan rizkimu dalam kehidupan duniawi dan kamu telah bersenang-senang dgn maka pada hari ini kamu dibalas dgn adzab yg menghinakan. Karena kamu telah menyombongkan diri di muka bumi tanpa hak, dan krn kamu telah beruntuk fasik” [Al-Ahqaaf : 20]
“Arti : Mereka berta kpdmu (Muhammad) tentang apa yg mereka infakkan. Jawablah, “Harta yg kamu nafkahkan hendaklah diberikan kpd ibu bapakmu, kaum kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin dan orang-orang yg sedang dalam perjalanan. Dan apa saja kebajikan yg kamu peruntuk sesungguh Allah Maha Mengetahui” [Al-Baqarah : 215]
Banyak sekali ayat-ayat di dalam Al-Qur’an yg menerangkan tentang wajib berbakti kpd kedua orang tua. Dalam surat Luqman, Allah menyebutkan wajib seorang anak berbakti kpd kedua orang tua dan bersyukur kpd serta disebutkan juga tentang larangan mengikuti orang tua jika orang tua tersebut mengajak kpd syirik.
Sabda Rasulullah s.a.w. yang diriwayatkan oleh Imam Al-Bukhari yang bermaksud...
"Barangsiapa yang membuat ibubapanya gembira (memberi keredhaan) maka sesungguhnya ia telah membuat redha Allah. Barangsiapa yang menyakitkan hati ibubapanya, maka ia telah membuat kemurkaan Allah."
Mengenai wajib seorang anak berbakti kepada orang tua, Allah berfirman di dalam surat Al-Isra’ ayat 23-24.
“Arti : Dan Rabb-mu telah memerintahkan kpd manusia janganlah ia beribadah melainkan ha kpdNya dan hendaklah beruntuk baik kpd kedua orang tua dgn sebaik-baiknya. Dan jika salah satu dari kedua atau kedua-dua telah berusia lanjut disisimu maka janganlah katakan kpd kedua ‘ah’ dan janganlah kamu membentak keduanya” [Al-Isra : 23]
“Arti : Dan katakanlah kpd kedua perkataan yg mulia dan rendahkanlah dirimu terhadap kedua dgn penuh kasih sayg. Dan katakanlah, “Wahai Rabb-ku saygilah kedua sebagaimana kedua menyaygiku di waktu kecil” [Al-Isra : 24]
“Arti : Dan sembahlah Allah dan janganlah menyekutukanNya dgn sesuatu, dan beruntuk baiklah kpd kedua ibu bapak, kpd kaum kerabat kpd anak-anak yatim kpd orang-orang miskin, kpd tetangga yg dekat, tetangga yg jauh, teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahaya, sesungguh Allah tdk menyukai orang-orang yg sombong dan membanggakan dirinya” [An-Nisa : 36]
“Arti : Dan Kami perintahkan kpd manusia agar beruntuk baik kpd orang tuanya, ibu telah mengandung dalam keadaan lemah yg bertambah lemah dan menyapih dalam dua tahun, bersyukurlah kalian kpd-Ku dan kpd kedua orang tuamu. Ha kpd-Ku lah kalian kembali” [Luqman : 14]
“Arti : Dan jika kedua memaksamu mempersekutukan sesuatu dgn Aku yg tdk ada pengetahuanmu tentang Aku maka janganlah kamu mengikuti kedua dan pergaulilah kedua di dunia dgn cara yg baik dan ikuti jalan orang-orang yg kembali kpd-Ku kemudian ha kpd-Ku lah kembalimu maka Aku kabarkan kpdmu apa yg kamu kerjakan” [Luqman : 15]
Tidak boleh mematuhi orang tua yang kafir kalau mengajak kepada kekafiran seperti yang tercantum dalam surat Al-Ankabut ayat 8.
“Arti : Dan Kami wajibkan kpd manusia (beruntuk) kebaikan kpd kedua orang tuanya. Dan jika kedua memaksamu untuk mempersekutukan Aku dgn sesuatu yg tdk ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya. Ha kpd-Ku lah kembalimu, lalu Aku kabarkan kpdmu apa yg telah kamu kerjakan” [Al-Ankabut : 8]
“Arti : Kami perintahkan kpd manusia supaya beruntuk baik kpd dua orang ibu bapaknya, ibu mengandung dgn susah payah, dan melahirkan dgn susah payah (pula). Mengandung sampai menyapih ialah tiga puluh bulan, sehingga apabila dia telah dewasa dan umur sampai empat puluh tahun, ia berdo’a “Ya Rabb-ku, tunjukilah aku untuk menysukuri nikmat Engkau yg telah Engkau berikan kpdku dan kpd kedua orang tuaku dan supaya aku dpt beruntuk amal yg shalih yg Engkau ridlai, berilah kebaikan kpdku dgn (memberi kebaikan) kpd anak cucuku. Sesungguh aku bertaubat kpd Engkau dan sesungguh aku termasuk orang-orang yg berserah diri” [Al-Ahqaaf : 15]
“Arti : Mereka itulah orang-orang yg Kami terima dari mereka amal yg baik yg telah mereka kerjakan dan Kami ampuni kesalahan-kesalahan mereka, bersama penghuni-penghuni surga, sebagai janji yg benar yg telah dijanjikan kpd mereka” [Al-Ahqaaf : 16]
Sedangkan tentang anak durhaka kpd kedua orang tua terdpt di dalam surat Al-Ahqaaf ayat 17-20.
“Arti : Dan orang yg berkata kpd kedua orang tuanya, ‘Cis (ah)’ bagi kamu keduanya, apakah kamu kedua memperingatkan kpdku bahwa aku akan dibangkitkan, padahal sungguh telah berlalu beberapa umat sebelumku ? lalu kedua orang tua itu memohon pertolongan kpd Allah seraya mengatakan, “Celaka kamu, berimanlah ! Sesungguh janji Allah ialah benar” Lalu dia berkata, “Ini tdk lain hanyalah dongengan orang-orang dahulu” [Al-Ahqaaf : 17]
“Arti : Mereka itulah orang-orang yg telah pasti ketetapan (adzab) atas mereka, bersama-sama umat-umat yg telah berlalu sebelum mereka dari jin dan manusia. Sesungguh mereka ialah orang-orang yg merugi” [Al-Ahqaaf : 18]
“Arti : Dan bagi masing-masing mereka derajat menurut apa yg telah mereka kerjakan dan agar Allah mencukupkan bagi mereka (balasan) apa yg telah mereka kerjakan sedang mereka tdk dirugikan” [Al-Ahqaaf : 19]
“Arti : Dan (ingatlah) hari (ketika) orang-orang kafir dihadapkan ke neraka (kpd mereka dikatakan), “Kamu telah memhabiskan rizkimu dalam kehidupan duniawi dan kamu telah bersenang-senang dgn maka pada hari ini kamu dibalas dgn adzab yg menghinakan. Karena kamu telah menyombongkan diri di muka bumi tanpa hak, dan krn kamu telah beruntuk fasik” [Al-Ahqaaf : 20]
“Arti : Mereka berta kpdmu (Muhammad) tentang apa yg mereka infakkan. Jawablah, “Harta yg kamu nafkahkan hendaklah diberikan kpd ibu bapakmu, kaum kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin dan orang-orang yg sedang dalam perjalanan. Dan apa saja kebajikan yg kamu peruntuk sesungguh Allah Maha Mengetahui” [Al-Baqarah : 215]
Banyak sekali ayat-ayat di dalam Al-Qur’an yg menerangkan tentang wajib berbakti kpd kedua orang tua. Dalam surat Luqman, Allah menyebutkan wajib seorang anak berbakti kpd kedua orang tua dan bersyukur kpd serta disebutkan juga tentang larangan mengikuti orang tua jika orang tua tersebut mengajak kpd syirik.
Sabda Rasulullah s.a.w. yang diriwayatkan oleh Imam Al-Bukhari yang bermaksud...
"Barangsiapa yang membuat ibubapanya gembira (memberi keredhaan) maka sesungguhnya ia telah membuat redha Allah. Barangsiapa yang menyakitkan hati ibubapanya, maka ia telah membuat kemurkaan Allah."
KECERMERLANGAN DIRI
Setiap insan inginkan kecemerlangan di dalam diri mereka. Kecemerlangan diri tersebut adalah untuk diri individu itu sendiri, keluarga, kerjaya, bangsa, agama dan negara. Teknik atau cara untuk cemerlang dipelajari sama ada melalui didikan daripada ibubapa, guru, saudara mara, jiran, rakan-rakan, kursus/seminar atau melalui pengalaman realiti yang telah ditempuhi. Maknanya, terdapat pelbagai cara yang boleh dipelajari dan dipraktikkan mengikut kesesuaian diri individu itu sendiri.
Di sini saya ingin berkongsi beberapa tips atau panduan bagi merealisasikan kecemerlangan diri kepada para pembaca sekalian. Keberkesanannya adalah bergantung kepada kesesuaian, cara dan keikhlasan anda mempraktikkannya."Tepuk dada tanyalah selera".
1. Bersikap postif terhadap diri sendiri
Yakin bahawa setiap kelemahan boleh diatasi. Semangatkan diri untuk mendapatkan kemahiran baru. Wujudkan keberanian dan yakin dengan Allah. Menerima ketidaksempurnaan tetapi perlu menghormati diri sendiri. Bentuk imej diri yang positif. Bersyukur bila dikeji dan beristighfar bila dipuji.
2. Bersikap positif terhadap kepemimpinan
Yakin mengenai kebolehan untuk memimpin diri dan orang lain.
3. Bersikap positif terhadap perubahan
Perubahan adalah satu harapan dan bukannya ancaman. Yakin bahawa kita boleh melakukan sesuatu untuk berubah. Melihat diri sebagai agen perubahan.
Mempunyai pegangan positif mengenai :
I. Kebijaksanaan diri
II. Kebolehan diri
III. Kemampuan/keupayaan diri
Yakinkan diri bahawa kita mampu untuk :
I. Mencari alternatif dan pilihan serta boleh membuat keputusan.(lakukan solat istikharah untuk membantu)
II . Bertanggungjawab untuk membuat keputusan bagi diri sendiri - menulis skrip hidup sendiri.
III. Mengubah apa yang perlu diubah secara mental, emosi dan tindakan.
IV. Berusaha mencapai kejayaan dunia dan akhirat.
4. Bersikap positif terhadap masalah
Menerima hakikat bahawa "masalah adalah asam garam kehidupan". Setiap masalah boleh dipecahkan kepada beberapa masalah kecil. Setiap masalah Insya-Allah ada jalan penyelesaiannya jika berikhtiar dan bertawakkal kepada Allah. Jika kita tidak mampu menyelesaikannya, orang lain mungkin boleh membantu. Setiap masalah mempunyai hikmah yang tersembunyi. Merasionalkan pemikiran bahawa masalah adalah satu cabaran atau keputusan yang perlu diurus.
5. Bersikap positif terhadap orang lain.
Kita berjaya sebab dibantu oleh orang lain. Kita boleh belajar sesuatu dari orang lain. Kita memerlukan orang lain untuk berkongsi idea atau pendapat.
6. Bersikap positif terhadap keadaan emosi atau mood.
Emosi perlu 'berehat' sekali-sekala (emotional retreat). Perubahan emosi mengingatkan kita untuk muhasabah diri. Setiap emosi ada maksud yang tersirat. Kawal emosi agar kita jadi manusia yang lebih baik. "Ada pasang, pasti ada surut".
7. Bersikap positif terhadap idea yang kreatif
Hormati idea dan pemikiran sendiri. Sedari bahawa satu idea boleh mencetuskan satu organisasi baru. Walaupun idea kurang bermutu, jangan menyalahkan diri sendiri kerana sekurang-kurangnya anda mempunyai idea.
8. Bersikap positif terhadap keputusan yang dibuat
Ingat bahawa setiap keputusan mempunyai risiko. Tidak mahu membuat keputusan adalah satu "keputusan". Orang yang cemerlang selalunya membuat keputusan yang baik.
9. Bersikap positif terhadap qada' dan qadar
Tidak ada manusia yang dapat melawan ketentuan Allah. Apa yang Allah berikan kepada kita adalah yang terbaik untuk kita. Manusia mampu merancang tetapi Allah yang menentukan.
10. Bersikap positif terhadap matlamat yang ditetapkan.
Matlamat akan positif jika dikuasai oleh pemikiran yang positif. Perlu rasa malu pada diri sendiri sekiranya matlamat yang ditetapkan tidak dirancang dengan baik dan tidak dilaksanakan dengan berkesan. Sentiasa memperbaiki diri jika matlamat tidak tercapai dan jangan berputus asa.
Di sini saya ingin berkongsi beberapa tips atau panduan bagi merealisasikan kecemerlangan diri kepada para pembaca sekalian. Keberkesanannya adalah bergantung kepada kesesuaian, cara dan keikhlasan anda mempraktikkannya."Tepuk dada tanyalah selera".
1. Bersikap postif terhadap diri sendiri
Yakin bahawa setiap kelemahan boleh diatasi. Semangatkan diri untuk mendapatkan kemahiran baru. Wujudkan keberanian dan yakin dengan Allah. Menerima ketidaksempurnaan tetapi perlu menghormati diri sendiri. Bentuk imej diri yang positif. Bersyukur bila dikeji dan beristighfar bila dipuji.
2. Bersikap positif terhadap kepemimpinan
Yakin mengenai kebolehan untuk memimpin diri dan orang lain.
3. Bersikap positif terhadap perubahan
Perubahan adalah satu harapan dan bukannya ancaman. Yakin bahawa kita boleh melakukan sesuatu untuk berubah. Melihat diri sebagai agen perubahan.
Mempunyai pegangan positif mengenai :
I. Kebijaksanaan diri
II. Kebolehan diri
III. Kemampuan/keupayaan diri
Yakinkan diri bahawa kita mampu untuk :
I. Mencari alternatif dan pilihan serta boleh membuat keputusan.(lakukan solat istikharah untuk membantu)
II . Bertanggungjawab untuk membuat keputusan bagi diri sendiri - menulis skrip hidup sendiri.
III. Mengubah apa yang perlu diubah secara mental, emosi dan tindakan.
IV. Berusaha mencapai kejayaan dunia dan akhirat.
4. Bersikap positif terhadap masalah
Menerima hakikat bahawa "masalah adalah asam garam kehidupan". Setiap masalah boleh dipecahkan kepada beberapa masalah kecil. Setiap masalah Insya-Allah ada jalan penyelesaiannya jika berikhtiar dan bertawakkal kepada Allah. Jika kita tidak mampu menyelesaikannya, orang lain mungkin boleh membantu. Setiap masalah mempunyai hikmah yang tersembunyi. Merasionalkan pemikiran bahawa masalah adalah satu cabaran atau keputusan yang perlu diurus.
5. Bersikap positif terhadap orang lain.
Kita berjaya sebab dibantu oleh orang lain. Kita boleh belajar sesuatu dari orang lain. Kita memerlukan orang lain untuk berkongsi idea atau pendapat.
6. Bersikap positif terhadap keadaan emosi atau mood.
Emosi perlu 'berehat' sekali-sekala (emotional retreat). Perubahan emosi mengingatkan kita untuk muhasabah diri. Setiap emosi ada maksud yang tersirat. Kawal emosi agar kita jadi manusia yang lebih baik. "Ada pasang, pasti ada surut".
7. Bersikap positif terhadap idea yang kreatif
Hormati idea dan pemikiran sendiri. Sedari bahawa satu idea boleh mencetuskan satu organisasi baru. Walaupun idea kurang bermutu, jangan menyalahkan diri sendiri kerana sekurang-kurangnya anda mempunyai idea.
8. Bersikap positif terhadap keputusan yang dibuat
Ingat bahawa setiap keputusan mempunyai risiko. Tidak mahu membuat keputusan adalah satu "keputusan". Orang yang cemerlang selalunya membuat keputusan yang baik.
9. Bersikap positif terhadap qada' dan qadar
Tidak ada manusia yang dapat melawan ketentuan Allah. Apa yang Allah berikan kepada kita adalah yang terbaik untuk kita. Manusia mampu merancang tetapi Allah yang menentukan.
10. Bersikap positif terhadap matlamat yang ditetapkan.
Matlamat akan positif jika dikuasai oleh pemikiran yang positif. Perlu rasa malu pada diri sendiri sekiranya matlamat yang ditetapkan tidak dirancang dengan baik dan tidak dilaksanakan dengan berkesan. Sentiasa memperbaiki diri jika matlamat tidak tercapai dan jangan berputus asa.
"Orang yang merancang dan bekerja itulah orang yang menempa kejayaan"
Thursday, March 17, 2011
Q&A: HEALTH EFFECT OF RADIATION EXPOSURE
16 March 11 12:42 GMT
By Richard Warry, BBC News
The Japanese authorities say radiation levels from the Fukushima Daiichi nuclear plant have fallen back from a brief spike on Tuesday. A 20km (12 mile) evacuation zone has been imposed around the plant, and residents living within 30km (18 miles) have been advised to leave the area, or to stay indoors, and try to make their homes airtight. Experts have stressed that swift action should be able to minimise any impact on human health.
What are the immediate health effects of exposure to radiation?
Exposure to moderate levels of radiation - above one gray - can result in radiation sickness, which produces a range of symptoms. Nausea and vomiting often begin within hours of exposure, followed by diarrhoea, headaches and fever.
After the first round of symptoms, there may be a brief period with no apparent illness, but this may be followed within weeks by new, more serious symptoms. At higher levels of radiation, all of these symptoms may be immediately apparent, along with widespread - and potentially fatal - damage to internal organs. Exposure to a radiation dose of four gray will typically kill about half of all healthy adults.
For comparison, radiation therapy for cancer typically involves several doses of between one and seven gray at a time - but these doses are highly controlled, and usually specifically targeted at small areas of the body.
A sievert is essentially equivalent to a gray, but tends to be used to measure lower levels of radiation, and for assessing long-term risk, rather than the short-term acute impact of exposure.
How is radiation sickness treated?
The first thing to do is to try to minimise further contamination by removing clothes and shoes, and gently washing the skin with soap and water. Drugs are available that increase white blood-cell production to counter any damage that may have occurred to the bone marrow, and to reduce the risk of further infections due to immune-system damage. There are also specific drugs that can help to reduce the damage to internal organs caused by radioactive particles.
How does radiation have an impact on health?
Radioactive materials that decay spontaneously produce ionising radiation, which has the capacity to cause significant damage to the body's internal chemistry, breaking the chemical bonds between the atoms and molecules that make up our tissues. The body responds by trying to repair this damage, but sometimes it is too severe or widespread to make repair possible. There is also a danger of mistakes in the natural repair process. Regions of the body that are most vulnerable to radiation damage include the cells lining the intestine and stomach, and the blood-cell producing cells in the bone marrow. The extent of the damage caused is dependent on how long people are exposed to radiation, and at what level.
What are the most likely long-term health effects?
Cancer is the biggest long-term risk. Usually when the body's cells reach their "sell-by date" they commit suicide. Cancer results when cells lose this ability, and effectively become immortal, continuing to divide and divide in an uncontrolled fashion. The body has various processes for ensuring that cells do not become cancerous, and for replacing damaged tissue. But the damage caused by exposure to radiation can completely disrupt these control processes, making it much more likely that cancer will result.
Failure to properly repair the damage caused by radiation can also result in changes - or mutations - to the body's genetic material, which are not only associated with cancer, but may also be potentially passed down to offspring, leading to deformities in future generations. These can include smaller head or brain size, poorly formed eyes, slow growth and severe learning difficulties.
Are children at greater risk?
Potentially yes. Because they are growing more rapidly, more cells are dividing, and so the potential for things to go wrong is greater. Following the Chernobyl nuclear reactor accident in the Ukraine in 1986, the World Health Organization recorded a dramatic increase in thyroid cancer among children in the vicinity. This was because the radioactive materials released during the accident contained high levels of radioactive iodine, a material that accumulates in the thyroid.
What risk does Fukushima pose currently?
The Japanese authorities have recorded a radiation level of up 400 millisieverts per hour at the nuclear plant itself. A sievert is essentially equivalent to a gray, but tends to be used to measure lower levels of radiation, and for assessing long-term risk, rather than the short-term acute impact of exposure.
Professor Richard Wakeford, an expert in radiation exposure at the University of Manchester, said exposure to a dose of 400 millisieverts was unlikely to cause radiation sickness - that would require a dose of around twice that level (one sievert/one gray).
However, it could start to depress the production of blood cells in the bone marrow, and was likely to raise the lifetime risk of fatal cancer by 2-4%. Typically, a Japanese person has a lifetime risk of fatal cancer of 20-25%. A dose of 400 millisieverts is equivalent to the dose from 50 -100 CT scans.
Prof Wakeford stressed only emergency workers at the plant were at risk of exposure to such a dose - but it was likely that they would only be exposed for short periods of time to minimise their risk. The level of exposure for the general population, even those living close to the plant, was unlikely to be anywhere near as high. There should be no risk to people living further afield.
How can the Japanese authorities minimise the cost to human health?
Prof Wakeford said that provided the Japanese authorities acted quickly, most of the general population should be spared significant health problems. He said in those circumstances the only people likely to be at risk of serious health effects were nuclear workers at the plant or emergency workers exposed to high levels of radiation. He said the top priority would be to evacuate people from the area and to make sure they did not eat contaminated food. The biggest risk was that radioactive iodine could get into their system, raising the risk of thyroid cancer.
To counter that risk, people - in particular children - could be given tablets containing stable iodine which would prevent the body absorbing the radioactive version. The Japanese already have a lot of iodine in their natural diet, so that should help too.
How does Fukushima compare to Chernobyl?
Professor Gerry Thomas, who has studied the aftermath of the Chernobyl disaster, said: "It is very unlikely that this will turn into anything that resembles Chernobyl.
"In Chernobyl you had a steam explosion which exposed the reactor core, which meant you had a lot of radiation shooting up into the atmosphere."
Prof Thomas said although the Chernobyl disaster had led to a rise in thyroid cancer cases, the only people affected were those living in the areas of Ukraine, Belarus and Russia that lie closest to the site of the Chernobyl Power Plant, and who were young at the time.
By Richard Warry, BBC News
The Japanese authorities say radiation levels from the Fukushima Daiichi nuclear plant have fallen back from a brief spike on Tuesday. A 20km (12 mile) evacuation zone has been imposed around the plant, and residents living within 30km (18 miles) have been advised to leave the area, or to stay indoors, and try to make their homes airtight. Experts have stressed that swift action should be able to minimise any impact on human health.
What are the immediate health effects of exposure to radiation?
Exposure to moderate levels of radiation - above one gray - can result in radiation sickness, which produces a range of symptoms. Nausea and vomiting often begin within hours of exposure, followed by diarrhoea, headaches and fever.
After the first round of symptoms, there may be a brief period with no apparent illness, but this may be followed within weeks by new, more serious symptoms. At higher levels of radiation, all of these symptoms may be immediately apparent, along with widespread - and potentially fatal - damage to internal organs. Exposure to a radiation dose of four gray will typically kill about half of all healthy adults.
For comparison, radiation therapy for cancer typically involves several doses of between one and seven gray at a time - but these doses are highly controlled, and usually specifically targeted at small areas of the body.
A sievert is essentially equivalent to a gray, but tends to be used to measure lower levels of radiation, and for assessing long-term risk, rather than the short-term acute impact of exposure.
How is radiation sickness treated?
The first thing to do is to try to minimise further contamination by removing clothes and shoes, and gently washing the skin with soap and water. Drugs are available that increase white blood-cell production to counter any damage that may have occurred to the bone marrow, and to reduce the risk of further infections due to immune-system damage. There are also specific drugs that can help to reduce the damage to internal organs caused by radioactive particles.
How does radiation have an impact on health?
Radioactive materials that decay spontaneously produce ionising radiation, which has the capacity to cause significant damage to the body's internal chemistry, breaking the chemical bonds between the atoms and molecules that make up our tissues. The body responds by trying to repair this damage, but sometimes it is too severe or widespread to make repair possible. There is also a danger of mistakes in the natural repair process. Regions of the body that are most vulnerable to radiation damage include the cells lining the intestine and stomach, and the blood-cell producing cells in the bone marrow. The extent of the damage caused is dependent on how long people are exposed to radiation, and at what level.
What are the most likely long-term health effects?
Cancer is the biggest long-term risk. Usually when the body's cells reach their "sell-by date" they commit suicide. Cancer results when cells lose this ability, and effectively become immortal, continuing to divide and divide in an uncontrolled fashion. The body has various processes for ensuring that cells do not become cancerous, and for replacing damaged tissue. But the damage caused by exposure to radiation can completely disrupt these control processes, making it much more likely that cancer will result.
Failure to properly repair the damage caused by radiation can also result in changes - or mutations - to the body's genetic material, which are not only associated with cancer, but may also be potentially passed down to offspring, leading to deformities in future generations. These can include smaller head or brain size, poorly formed eyes, slow growth and severe learning difficulties.
Are children at greater risk?
Potentially yes. Because they are growing more rapidly, more cells are dividing, and so the potential for things to go wrong is greater. Following the Chernobyl nuclear reactor accident in the Ukraine in 1986, the World Health Organization recorded a dramatic increase in thyroid cancer among children in the vicinity. This was because the radioactive materials released during the accident contained high levels of radioactive iodine, a material that accumulates in the thyroid.
What risk does Fukushima pose currently?
The Japanese authorities have recorded a radiation level of up 400 millisieverts per hour at the nuclear plant itself. A sievert is essentially equivalent to a gray, but tends to be used to measure lower levels of radiation, and for assessing long-term risk, rather than the short-term acute impact of exposure.
Professor Richard Wakeford, an expert in radiation exposure at the University of Manchester, said exposure to a dose of 400 millisieverts was unlikely to cause radiation sickness - that would require a dose of around twice that level (one sievert/one gray).
However, it could start to depress the production of blood cells in the bone marrow, and was likely to raise the lifetime risk of fatal cancer by 2-4%. Typically, a Japanese person has a lifetime risk of fatal cancer of 20-25%. A dose of 400 millisieverts is equivalent to the dose from 50 -100 CT scans.
Prof Wakeford stressed only emergency workers at the plant were at risk of exposure to such a dose - but it was likely that they would only be exposed for short periods of time to minimise their risk. The level of exposure for the general population, even those living close to the plant, was unlikely to be anywhere near as high. There should be no risk to people living further afield.
How can the Japanese authorities minimise the cost to human health?
Prof Wakeford said that provided the Japanese authorities acted quickly, most of the general population should be spared significant health problems. He said in those circumstances the only people likely to be at risk of serious health effects were nuclear workers at the plant or emergency workers exposed to high levels of radiation. He said the top priority would be to evacuate people from the area and to make sure they did not eat contaminated food. The biggest risk was that radioactive iodine could get into their system, raising the risk of thyroid cancer.
To counter that risk, people - in particular children - could be given tablets containing stable iodine which would prevent the body absorbing the radioactive version. The Japanese already have a lot of iodine in their natural diet, so that should help too.
How does Fukushima compare to Chernobyl?
Professor Gerry Thomas, who has studied the aftermath of the Chernobyl disaster, said: "It is very unlikely that this will turn into anything that resembles Chernobyl.
"In Chernobyl you had a steam explosion which exposed the reactor core, which meant you had a lot of radiation shooting up into the atmosphere."
Prof Thomas said although the Chernobyl disaster had led to a rise in thyroid cancer cases, the only people affected were those living in the areas of Ukraine, Belarus and Russia that lie closest to the site of the Chernobyl Power Plant, and who were young at the time.
SALMAN KHAN ACADEMY
Salman Khan talks about how and why he created the remarkable Khan Academy, a carefully structured series of educational videos offering complete curricula in math and, now, other subjects. He shows the power of interactive exercises, and calls for teachers to consider flipping the traditional classroom script -- give students video lectures to watch at home, and do "homework" in the classroom with the teacher available to help.
Saturday, March 12, 2011
RASULULLAH SEBAGAI TELADAN
"Demi sesungguhnya adalah bagi kamu pada diri Rasulullah itu contoh ikutan yang baik iaitu bagi orang yang sentiasa mengharapkan (keredaan) Allah dan (balasan baik) hari Akhirat, serta ia pula menyebut dan memperingati Allah banyak-banyak (dalam masa susah dan senang)." (Al-Ahzab: 21)
Saban tahun di seluruh dunia, sambutan Maulidur Rasul memperingati hari kelahiran Nabi Muhammad s.a.w
diadakan termasuk di negara kita. Dendangan selawat dan puji-pujian ke atas Baginda menghiasi halwa telinga dan cerita-cerita yang dipaparkan di media banyak mendatangkan keinsafan terhadap peranan kita
sebagai umat Baginda.
Namun bagi umat Islam, keutamaan kita lebih dari sekadar untuk berarak dan berkumpul bagi merayakannya. Adalah amat penting untuk umat Islam terutamanya remaja menghayati keunggulan keperibadian Rasulullah dan menghayati sejarah perjuangan Baginda. Bagi remaja
Islam, kekuatan keperibadian Baginda dapat dijadikan teladan yang baik (Qudwah Hasanah) untuk dicontohi.
Remaja dan contoh keperibadian Rasulullah
Remaja sentiasa mencari-cari seseorang untuk dijadikan contoh. Dalam hal ini, nyata remaja hari ini lebih
mengagumi tokoh-tokoh popular, yang menonjol barangkali kerana rupa paras, ilmu atau kelebihan yang
dimiliki dan remaja lebih suka menjadikan mereka idola atau pujaan hati mereka.
Dalam Islam, menjadikan seseorang sebagai contoh tidak boleh sehingga terlalu memuja orang tersebut. Contoh yang terbaik untuk diikuti ialah Rasulullah. Baginda selama 13 tahun berusaha berdakwah kepada umat Islam di Mekah untuk meninggalkan berhala yang menjadi idola dan sembahan mereka dan mengajak mentauhidkan Allah yang Esa.
Watak Rasulullah dibentuk oleh Allah melalui al-Quran.
Sifat-sifat Nabi terserlah daripada peribadinya yang mulia, kebijaksanaan Baginda dalam memimpin negara,
berlemah-lembut dan berhikmah dalam berdakwah serta berwasatiah (bersederhana) dalam soal kehidupan
harian. Malah Rasulullah sentiasa mempamerkan budi pekerti yang baik dan terpuji kepada umatnya.
Sejarah hidup Rasulullah melalui pelbagai jalan getir dan hidup yatim piatu sejak kecil lagi apabila bapanya meninggal dunia ketika Nabi di dalam kandungan ibunya. Tidak dapat merasai kasih sayang seorang bapa, ibunda yang dikasihi pula meninggal dunia ketika usia Nabi masih muda. Keperitan Baginda membesar tanpa ayah dan ibu menjadikan Baginda seorang yang berdikari, matang di bawah jagaan datuk dan bapa saudaranya, selain perlindungan daripada Allah s.w.t.
Allah telah memberi tarbiyah kepada Baginda menjadi seorang yang jujur, amanah dengan menghadiahkan Nabi pengalaman hidup yang mendidik Baginda seorang yang terpuji. Terpuji kerana sifatnya yang tidak pernah menyembah berhala, sentiasa melihat dan merenung terhadap persekitaran dan kekayaan alam sekelilingnya.
Atas sifat terbilangnya dan kepimpinan diri, Rasulullah diberi penghormatan menyelesaikan pertikaian dan perbalahan kerana perebutan kuasa dalam kalangan ketua kabilah untuk menempatkan Hajarul Aswad.
Baginda juga terkenal sebagai penggembala kambing dan peniaga yang memiliki sifat amanah, cekap, jujur, sabar dan ikhlas sehingga membawa keuntungan yang berganda untuk rombongan perniagaan Khadijah.
Banyak teladan dan contoh ikutan ditunjukkan junjungan besar Nabi Muhammad buat pedoman remaja dan belia. Sesungguhnya kehidupan seorang pemuda dan pemudi Islam tidak dapat lari daripada menjadikan Rasulullah sebagai model ikutan sepanjang zaman.
Justeru, remaja harus dididik agar memahami dengan sepenuh hati kaitan penghayatan sirah dengan kelangsungan hidup mereka terutamanya sebagai remaja serta kepentingan mereka menghargai sirah demi menjayakan misi hidup. Dengan keyakinan yang jelas terhadap kepentingan penghayatan sirah ini, ia mampu
menumbuhkan kecintaan dan usaha dari dalam diri mereka sendiri untuk terus mencari dan menghayati sirah agung sepanjang hayat mereka.
Cara dan gaya mendidik remaja menghayati sirah harus bersesuaian dengan jiwa remaja iaitu ke arah
mematangkan remaja dan melatih mereka berfikir sebagai manusia yang bertanggungjawab memikul amanah yang telah Rasulullah tinggalkan kepada setiap umat Islam.
Minda yang kreatif amat diperlukan demi menghasilkan produk-produk yang dapat membantu remaja mencerna dan menghayati sirah Rasulullah supaya produk yang dihasilkan menepati syarak, dijual dengan harga yang berpatutan dan berkualiti. Malah, usaha penerbitan filem animasi seperti Muhammad Utusan Terakhir serta filem Saladin yang menampilkan kebijaksanaan pemimpin-pemimpin agung Islam perlu terus didokong dan disokong supaya sirah nabi dapat disebar dengan lebih berkesan dan meluas.
Selain itu, Rasulullah harus ditonjolkan sebagai tokoh di zaman remaja Baginda. Ketokohan Baginda sebagai
tokoh perniagaan sejak remaja lagi menyerlahkan Baginda sebagai ahli perniagaan remaja yang pintar
membina strategi perniagaan berlandaskan nilai murni dan kejujuran.
Beliau ialah tokoh remaja yang kata-katanya dipercayai setiap lapisan masyarakat, tidak kira tua atau muda.
Di sini, Rasulullah telah menetapkan asas kukuh bagi peribadi anak muda yang ingin bergerak aktif dan
berjaya dalam bidang perniagaan iaitu bersifat amanah dan bertanggungjawab selain daripada mengetahui
kemahiran dan strategi dalam perniagaan, walaupun masih baru dalam bidang tersebut.
Selain diri Rasulullah sendiri, sirah Baginda juga menampilkan ramai tokoh remaja lain yang gemilang
hasil didikan Rasulullah seperti Ali bin Abi Talib, Usamah bin Zaid ,Tariq bin Ziyad, Abdullah bin Abu
Bakr, Abdullah bin Zubair, Fatimah binti Muhammad, Aisyah binti Abu Bakr, Asma binti Abu Bakar, dan ramai lagi tokoh remaja yang menonjol kewibawaannya dalam masyarakat. Rasulullah telah berjaya mendidik mereka mewarisi peribadi unggul dan keberanian dalam menegakkan agama Islam.
Sebagai remaja Islam, perjalanan sirah akan lebih dihargai jika pengajarannya dihayati. Remaja akan berasa lebih karib dengan sirah apabila mereka ditunjukkan dengan pesanan-pesanan penting yang tersirat di sebalik fakta-fakta sirah. Di sini perlu wujudnya kesan kepada jiwa dan bukan semata-mata hafalan tarikh atau nama. Remaja yang dapat menjadikan sirah sebagai penyegar jiwanya mampu membentuk jiwa dan rohnya supaya lebih tenang, bersemangat dan kental menghadapi cabaran mendatang.
Kesimpulan
Menampilkan contoh teladan yang baik adalah amat perlu untuk diri remaja. Contoh yang ditampilkan adalah
mereka yang berakhlak mulia, mempunyai keterampilan dan berwawasan jauh, berilmu dan bijaksana serta mampu mengajak orang lain menjadi sepertinya.
Oleh itu, Rasulullah adalah contoh ikutan terbaik bagi seluruh umat manusia. Hari ini ramai tokoh yang lahir
tampil mengagumkan kita, namun personaliti Rasulullah dan kebijaksanaan Baginda telah membawa perubahan kepada dunia seluruhnya sejak lebih 1,400 tahun lalu.
Baginda telah menampilkan transformasi yang besar kepada aspek sosial masyarakat, aspek pemerintahan dan aspek keteladanan yang boleh dicontohi pengikut. Sesungguhnya, kelahiran Nabi Muhammad s.a.w membawa rahmat seluruh alam.
Saban tahun di seluruh dunia, sambutan Maulidur Rasul memperingati hari kelahiran Nabi Muhammad s.a.w
diadakan termasuk di negara kita. Dendangan selawat dan puji-pujian ke atas Baginda menghiasi halwa telinga dan cerita-cerita yang dipaparkan di media banyak mendatangkan keinsafan terhadap peranan kita
sebagai umat Baginda.
Namun bagi umat Islam, keutamaan kita lebih dari sekadar untuk berarak dan berkumpul bagi merayakannya. Adalah amat penting untuk umat Islam terutamanya remaja menghayati keunggulan keperibadian Rasulullah dan menghayati sejarah perjuangan Baginda. Bagi remaja
Islam, kekuatan keperibadian Baginda dapat dijadikan teladan yang baik (Qudwah Hasanah) untuk dicontohi.
Remaja dan contoh keperibadian Rasulullah
Remaja sentiasa mencari-cari seseorang untuk dijadikan contoh. Dalam hal ini, nyata remaja hari ini lebih
mengagumi tokoh-tokoh popular, yang menonjol barangkali kerana rupa paras, ilmu atau kelebihan yang
dimiliki dan remaja lebih suka menjadikan mereka idola atau pujaan hati mereka.
Dalam Islam, menjadikan seseorang sebagai contoh tidak boleh sehingga terlalu memuja orang tersebut. Contoh yang terbaik untuk diikuti ialah Rasulullah. Baginda selama 13 tahun berusaha berdakwah kepada umat Islam di Mekah untuk meninggalkan berhala yang menjadi idola dan sembahan mereka dan mengajak mentauhidkan Allah yang Esa.
Watak Rasulullah dibentuk oleh Allah melalui al-Quran.
Sifat-sifat Nabi terserlah daripada peribadinya yang mulia, kebijaksanaan Baginda dalam memimpin negara,
berlemah-lembut dan berhikmah dalam berdakwah serta berwasatiah (bersederhana) dalam soal kehidupan
harian. Malah Rasulullah sentiasa mempamerkan budi pekerti yang baik dan terpuji kepada umatnya.
Sejarah hidup Rasulullah melalui pelbagai jalan getir dan hidup yatim piatu sejak kecil lagi apabila bapanya meninggal dunia ketika Nabi di dalam kandungan ibunya. Tidak dapat merasai kasih sayang seorang bapa, ibunda yang dikasihi pula meninggal dunia ketika usia Nabi masih muda. Keperitan Baginda membesar tanpa ayah dan ibu menjadikan Baginda seorang yang berdikari, matang di bawah jagaan datuk dan bapa saudaranya, selain perlindungan daripada Allah s.w.t.
Allah telah memberi tarbiyah kepada Baginda menjadi seorang yang jujur, amanah dengan menghadiahkan Nabi pengalaman hidup yang mendidik Baginda seorang yang terpuji. Terpuji kerana sifatnya yang tidak pernah menyembah berhala, sentiasa melihat dan merenung terhadap persekitaran dan kekayaan alam sekelilingnya.
Atas sifat terbilangnya dan kepimpinan diri, Rasulullah diberi penghormatan menyelesaikan pertikaian dan perbalahan kerana perebutan kuasa dalam kalangan ketua kabilah untuk menempatkan Hajarul Aswad.
Baginda juga terkenal sebagai penggembala kambing dan peniaga yang memiliki sifat amanah, cekap, jujur, sabar dan ikhlas sehingga membawa keuntungan yang berganda untuk rombongan perniagaan Khadijah.
Banyak teladan dan contoh ikutan ditunjukkan junjungan besar Nabi Muhammad buat pedoman remaja dan belia. Sesungguhnya kehidupan seorang pemuda dan pemudi Islam tidak dapat lari daripada menjadikan Rasulullah sebagai model ikutan sepanjang zaman.
Justeru, remaja harus dididik agar memahami dengan sepenuh hati kaitan penghayatan sirah dengan kelangsungan hidup mereka terutamanya sebagai remaja serta kepentingan mereka menghargai sirah demi menjayakan misi hidup. Dengan keyakinan yang jelas terhadap kepentingan penghayatan sirah ini, ia mampu
menumbuhkan kecintaan dan usaha dari dalam diri mereka sendiri untuk terus mencari dan menghayati sirah agung sepanjang hayat mereka.
Cara dan gaya mendidik remaja menghayati sirah harus bersesuaian dengan jiwa remaja iaitu ke arah
mematangkan remaja dan melatih mereka berfikir sebagai manusia yang bertanggungjawab memikul amanah yang telah Rasulullah tinggalkan kepada setiap umat Islam.
Minda yang kreatif amat diperlukan demi menghasilkan produk-produk yang dapat membantu remaja mencerna dan menghayati sirah Rasulullah supaya produk yang dihasilkan menepati syarak, dijual dengan harga yang berpatutan dan berkualiti. Malah, usaha penerbitan filem animasi seperti Muhammad Utusan Terakhir serta filem Saladin yang menampilkan kebijaksanaan pemimpin-pemimpin agung Islam perlu terus didokong dan disokong supaya sirah nabi dapat disebar dengan lebih berkesan dan meluas.
Selain itu, Rasulullah harus ditonjolkan sebagai tokoh di zaman remaja Baginda. Ketokohan Baginda sebagai
tokoh perniagaan sejak remaja lagi menyerlahkan Baginda sebagai ahli perniagaan remaja yang pintar
membina strategi perniagaan berlandaskan nilai murni dan kejujuran.
Beliau ialah tokoh remaja yang kata-katanya dipercayai setiap lapisan masyarakat, tidak kira tua atau muda.
Di sini, Rasulullah telah menetapkan asas kukuh bagi peribadi anak muda yang ingin bergerak aktif dan
berjaya dalam bidang perniagaan iaitu bersifat amanah dan bertanggungjawab selain daripada mengetahui
kemahiran dan strategi dalam perniagaan, walaupun masih baru dalam bidang tersebut.
Selain diri Rasulullah sendiri, sirah Baginda juga menampilkan ramai tokoh remaja lain yang gemilang
hasil didikan Rasulullah seperti Ali bin Abi Talib, Usamah bin Zaid ,Tariq bin Ziyad, Abdullah bin Abu
Bakr, Abdullah bin Zubair, Fatimah binti Muhammad, Aisyah binti Abu Bakr, Asma binti Abu Bakar, dan ramai lagi tokoh remaja yang menonjol kewibawaannya dalam masyarakat. Rasulullah telah berjaya mendidik mereka mewarisi peribadi unggul dan keberanian dalam menegakkan agama Islam.
Sebagai remaja Islam, perjalanan sirah akan lebih dihargai jika pengajarannya dihayati. Remaja akan berasa lebih karib dengan sirah apabila mereka ditunjukkan dengan pesanan-pesanan penting yang tersirat di sebalik fakta-fakta sirah. Di sini perlu wujudnya kesan kepada jiwa dan bukan semata-mata hafalan tarikh atau nama. Remaja yang dapat menjadikan sirah sebagai penyegar jiwanya mampu membentuk jiwa dan rohnya supaya lebih tenang, bersemangat dan kental menghadapi cabaran mendatang.
Kesimpulan
Menampilkan contoh teladan yang baik adalah amat perlu untuk diri remaja. Contoh yang ditampilkan adalah
mereka yang berakhlak mulia, mempunyai keterampilan dan berwawasan jauh, berilmu dan bijaksana serta mampu mengajak orang lain menjadi sepertinya.
Oleh itu, Rasulullah adalah contoh ikutan terbaik bagi seluruh umat manusia. Hari ini ramai tokoh yang lahir
tampil mengagumkan kita, namun personaliti Rasulullah dan kebijaksanaan Baginda telah membawa perubahan kepada dunia seluruhnya sejak lebih 1,400 tahun lalu.
Baginda telah menampilkan transformasi yang besar kepada aspek sosial masyarakat, aspek pemerintahan dan aspek keteladanan yang boleh dicontohi pengikut. Sesungguhnya, kelahiran Nabi Muhammad s.a.w membawa rahmat seluruh alam.
TOKOH REMAJA ISLAM - USAMAH BIN ZAID
Usamah bin Zaid mengetuai angkatan perang ketika usianya hanya 19tahun..dimanakah kita semasa 19tahun??
Usamah bin Zaid merupakan tokoh Islam yang tidak asing lagi. Beliau merupakan panglima perang yang dikasihi Rasulullah sejak beliau masih bayi. Beliau menjadi panglima perang semasa usianya baru berumur 19tahun namun kehebatannya tidak bisa ditandingi.
Sejak Usamah meningkat remaja, sifat-sifat dan pekerti yang mulia sudah kelihatan pada dirinya, yang memang patut menjadikannya sebagai kesayangan Rasulullah. Dia cerdik dan pintar, bijaksana dan pandai, takwa dan wara. Ia sentiasa menjauhkan diri dari perbuatan tercela.
Waktu terjadi Perang Uhud, Usamah bin Zaid datang ke hadapan Rasulullah saw. beserta serombongan anak-anak sebayanya, putra-putra para sahabat. Mereka ingin turut jihad fi sabilillah. Sebagian mereka diterima Rasulullah dan sebagian lagi ditolak karena usianya masih sangat muda.
Usamah bin Zaid teramasuk kelompok anak-anak yang tidak diterima. Karena itu, Usama pulang sambil menangis. Dia sangat sedih karena tidak diperkenankan turut berperang di bawah bendera Rasulullah.
Dalam Perang Khandaq, Usamah bin Zaid datang pula bersama kawan-kawan remaja, putra para sahabat. Usamah berdiri tegap di hadapan Rasulullah supaya kelihatan lebih tinggi, agar beliau memperkenankannya turut berperang.
Rasulullah kasihan melihat Usamah yang keras hati ingin turut berperang. Karena itu, beliau mengizinkannya, Usamah pergi berperang menyandang pedang, jihad fi sabilillah. Ketika itu dia baru berusia lima belas tahun.
Ketika terjadi Perang Hunain, tentera muslimin terdesak sehingga barisannya menjadi kacau balau. Tetapi, Usamah bin Zaid tetap bertahan bersama-sama denga ‘Abbas, Sufyan bin Harits, dan enam orang lainnya dari para sahabat yang mulia. Dengah kelompok kecil ini, Rasulullah berjaya mengembalikan kekalahan para sahabatnya menjadi kemenangan...
Usamah bin Zaid merupakan tokoh Islam yang tidak asing lagi. Beliau merupakan panglima perang yang dikasihi Rasulullah sejak beliau masih bayi. Beliau menjadi panglima perang semasa usianya baru berumur 19tahun namun kehebatannya tidak bisa ditandingi.
Sejak Usamah meningkat remaja, sifat-sifat dan pekerti yang mulia sudah kelihatan pada dirinya, yang memang patut menjadikannya sebagai kesayangan Rasulullah. Dia cerdik dan pintar, bijaksana dan pandai, takwa dan wara. Ia sentiasa menjauhkan diri dari perbuatan tercela.
Waktu terjadi Perang Uhud, Usamah bin Zaid datang ke hadapan Rasulullah saw. beserta serombongan anak-anak sebayanya, putra-putra para sahabat. Mereka ingin turut jihad fi sabilillah. Sebagian mereka diterima Rasulullah dan sebagian lagi ditolak karena usianya masih sangat muda.
Usamah bin Zaid teramasuk kelompok anak-anak yang tidak diterima. Karena itu, Usama pulang sambil menangis. Dia sangat sedih karena tidak diperkenankan turut berperang di bawah bendera Rasulullah.
Dalam Perang Khandaq, Usamah bin Zaid datang pula bersama kawan-kawan remaja, putra para sahabat. Usamah berdiri tegap di hadapan Rasulullah supaya kelihatan lebih tinggi, agar beliau memperkenankannya turut berperang.
Rasulullah kasihan melihat Usamah yang keras hati ingin turut berperang. Karena itu, beliau mengizinkannya, Usamah pergi berperang menyandang pedang, jihad fi sabilillah. Ketika itu dia baru berusia lima belas tahun.
Ketika terjadi Perang Hunain, tentera muslimin terdesak sehingga barisannya menjadi kacau balau. Tetapi, Usamah bin Zaid tetap bertahan bersama-sama denga ‘Abbas, Sufyan bin Harits, dan enam orang lainnya dari para sahabat yang mulia. Dengah kelompok kecil ini, Rasulullah berjaya mengembalikan kekalahan para sahabatnya menjadi kemenangan...
Thursday, March 10, 2011
TELADAN REMAJA SILAM
IMAM ABU HANIFAH - ‘KECERDIKANNYA MEMBELA ISLAM’
Pada suatu ketika, tatkala imam Abu Hanifah masih kecil lagi (belum baligh), telah datang seorang Dahri (ahli muktazilah), hendak menguji kepintaran ulama islam ketika itu. Pada masa itu imam Abu Hanifah berguru dengan imam Hamad.
Kedatangan Dahri itu, semata-mata ingin berhujah tentang keesaan Allah. Malangnya semua cerdik pandai Islam ketika itu tidak dapat menjawab soalan yang dikemukan oleh Dahri itu. Hanya tinggal imam Hamad sahaja yang belum menjawab soalan tersebut. Maka khalifah ketika itu memerintahkan imam Hamad bersedia untuk berhujah dengan Dahri itu pada waktu yang ditetapkan.
Masa berlalu hinggalah tiba sehari sebelum waktu yang dijanjikan untuk bertemu dengan Dahri tersebut. Imam Hamad kelihatan bersusah hati memikirkan perkara tersebut. Hal ini diperhatikan oleh imam Abu Hanifah, murid yang disayangi gurunya. Bertanya imam Abu Hanifah ” Wahai tuan guru, saya lihat tuan dalam keadaan susah hati, apakah gerangan yang menyebabkan tuan bersusah hati?”…..
Guru kesayangan imam Abu Hanifah itu pun menceritakan tentang Dahri yang memutar belitkan tentang keesaan Allah. Lalu imam Abu Hanifah pun menawarkan diri untuk menolong imam Hamad berhujah dengan Dahri tersebut.Maka mereka berdua pun berjalan ke tempat berhimpunnya orang ramai yang menyaksikan majlis soal jawab itu.
Dahri tersebut naik ke atas mimbar dengan sombongnya, berkata ” Siapakah yang akan menjawab pertanyaanku ini?”…
Imam Abu Hanifah seraya menjawab” Kemukakan soalanmu itu, nescaya orang yang mengetahui akan menjawabnya.” Dilihat oleh Dahri, budak kecil yang menjawab, lantas dengan angkuhnya dia berkata” Siapaka engkau hai kanak2…..? Sedangkan ulama2mu yang memakai kain kemegahan dan lengan baju yang luas itu pun mereka aku kalahkan, inikan kamu yang belum berumur dan hina pada pandanganku..”
Dengan tenang imam Abu Hanifah membalas ” Allah tidak menilai ketinggian dan kebesaran seseorang itu pada serban yang besar, kain yang megah dan lengan baju yang luas. Akan tetapi Allah menilai mengikut sepertimana firmanNya yang bermaksud “mereka yang mempunyai ilmu itu mempunyai beberapa darjat”.
ABDUL MALIK BIN UMAR ABDUL AZIZ-17 TAHUN- ‘KEPERLUAN ORANG LAIN LEBIH DIUTAMAKAN’
Selepas kematian Khalifah Sulaiman bin Abdul Malik, Umar Abdul Aziz telah diamanahkan memegang urusan kaum Muslimin dengan memimpin mereka sebagai Khalifah. Pada hari pertama itulah menjadi hari paling sibuk bagi dirinya…. Menyelesaikan majlis pengebumian khalifah dan menghadiri masjid untuk menyatakan amanah yang dipikulkan di pundaknya…
Selesai berucap, Umar turun dari mimbar. Beliau ingin terus pulang ke rumah untuk berehat. Beliau berhasrat untuk mengembalikan tenaganya seketika setelah segala penat-lelah yang dilaluinya semenjak kematian Khalifah Sulamian….
Walau bagaimanapun, belum sempat Umar melabuhkan punggungnya, tiba-tiba anaknya, Abdul Malik yang ketika itu berusia 17 tahun datang seraya bertanya: “Apakah yang hendak dilakukan Amirul Mukminin?!”
“Anakku, ayah hendak melelapkan mata seketika. Sudah tidak bertenaga rasanya tubuh ayah ni…” jawab Umar perlahan.
“Apakah Amirul Mukminin akan melelapkan mata sebelum mengembalikan segala hak yang telah dirampas kepada pemilik asalnya?” tanya Abdul Malik.
“Anakku, ayah tidak tidur sepanjang malam semalam kerana menguruskan jenazah pak cik mu, Sulamian. Apabila masuk zuhur nanti, ayah akan bersolat bersama rakyat. Ayah akan mengembalikan segala hak kepada pemiliknya…dengan izin Allah,” jawab ayahnya.
“Wahai Amirul Mukminin, siapakah yang dapat menjamin ayah hidup hingga ke waktu Zuhur nanti?!” balas anaknya, Abdul Malik.
Kata-kata Abdul Malik ini umpama petir yang menyambar hatinya. Ia mula membakar semangat Umar dan hilanglah segala keinginannya untuk tidur. Lahir pula kekuatan dan kemahuan tekad yang jitu dalam kelesuan tubuhnya.
“Mari sini wahai anakku..”panggil Umar lembut. Abdul Malik pun menghampiri ayahnya. Umar pun memeluk dan mencium dahi anaknya sambil berkata: Segala Puji bagi Allah yang telah melahirkan daripada sulbi ayah seorang anak yang mampu membantu agama ayahnya..”
Umar pun bingkas bangun dan mengarahkan supaya orang ramai diberitahu bahawa sesiapa sahaja yang dizalimi hendaklah mengadukannya kepada khalifah.
Pada suatu ketika, tatkala imam Abu Hanifah masih kecil lagi (belum baligh), telah datang seorang Dahri (ahli muktazilah), hendak menguji kepintaran ulama islam ketika itu. Pada masa itu imam Abu Hanifah berguru dengan imam Hamad.
Kedatangan Dahri itu, semata-mata ingin berhujah tentang keesaan Allah. Malangnya semua cerdik pandai Islam ketika itu tidak dapat menjawab soalan yang dikemukan oleh Dahri itu. Hanya tinggal imam Hamad sahaja yang belum menjawab soalan tersebut. Maka khalifah ketika itu memerintahkan imam Hamad bersedia untuk berhujah dengan Dahri itu pada waktu yang ditetapkan.
Masa berlalu hinggalah tiba sehari sebelum waktu yang dijanjikan untuk bertemu dengan Dahri tersebut. Imam Hamad kelihatan bersusah hati memikirkan perkara tersebut. Hal ini diperhatikan oleh imam Abu Hanifah, murid yang disayangi gurunya. Bertanya imam Abu Hanifah ” Wahai tuan guru, saya lihat tuan dalam keadaan susah hati, apakah gerangan yang menyebabkan tuan bersusah hati?”…..
Guru kesayangan imam Abu Hanifah itu pun menceritakan tentang Dahri yang memutar belitkan tentang keesaan Allah. Lalu imam Abu Hanifah pun menawarkan diri untuk menolong imam Hamad berhujah dengan Dahri tersebut.Maka mereka berdua pun berjalan ke tempat berhimpunnya orang ramai yang menyaksikan majlis soal jawab itu.
Dahri tersebut naik ke atas mimbar dengan sombongnya, berkata ” Siapakah yang akan menjawab pertanyaanku ini?”…
Imam Abu Hanifah seraya menjawab” Kemukakan soalanmu itu, nescaya orang yang mengetahui akan menjawabnya.” Dilihat oleh Dahri, budak kecil yang menjawab, lantas dengan angkuhnya dia berkata” Siapaka engkau hai kanak2…..? Sedangkan ulama2mu yang memakai kain kemegahan dan lengan baju yang luas itu pun mereka aku kalahkan, inikan kamu yang belum berumur dan hina pada pandanganku..”
Dengan tenang imam Abu Hanifah membalas ” Allah tidak menilai ketinggian dan kebesaran seseorang itu pada serban yang besar, kain yang megah dan lengan baju yang luas. Akan tetapi Allah menilai mengikut sepertimana firmanNya yang bermaksud “mereka yang mempunyai ilmu itu mempunyai beberapa darjat”.
ABDUL MALIK BIN UMAR ABDUL AZIZ-17 TAHUN- ‘KEPERLUAN ORANG LAIN LEBIH DIUTAMAKAN’
Selepas kematian Khalifah Sulaiman bin Abdul Malik, Umar Abdul Aziz telah diamanahkan memegang urusan kaum Muslimin dengan memimpin mereka sebagai Khalifah. Pada hari pertama itulah menjadi hari paling sibuk bagi dirinya…. Menyelesaikan majlis pengebumian khalifah dan menghadiri masjid untuk menyatakan amanah yang dipikulkan di pundaknya…
Selesai berucap, Umar turun dari mimbar. Beliau ingin terus pulang ke rumah untuk berehat. Beliau berhasrat untuk mengembalikan tenaganya seketika setelah segala penat-lelah yang dilaluinya semenjak kematian Khalifah Sulamian….
Walau bagaimanapun, belum sempat Umar melabuhkan punggungnya, tiba-tiba anaknya, Abdul Malik yang ketika itu berusia 17 tahun datang seraya bertanya: “Apakah yang hendak dilakukan Amirul Mukminin?!”
“Anakku, ayah hendak melelapkan mata seketika. Sudah tidak bertenaga rasanya tubuh ayah ni…” jawab Umar perlahan.
“Apakah Amirul Mukminin akan melelapkan mata sebelum mengembalikan segala hak yang telah dirampas kepada pemilik asalnya?” tanya Abdul Malik.
“Anakku, ayah tidak tidur sepanjang malam semalam kerana menguruskan jenazah pak cik mu, Sulamian. Apabila masuk zuhur nanti, ayah akan bersolat bersama rakyat. Ayah akan mengembalikan segala hak kepada pemiliknya…dengan izin Allah,” jawab ayahnya.
“Wahai Amirul Mukminin, siapakah yang dapat menjamin ayah hidup hingga ke waktu Zuhur nanti?!” balas anaknya, Abdul Malik.
Kata-kata Abdul Malik ini umpama petir yang menyambar hatinya. Ia mula membakar semangat Umar dan hilanglah segala keinginannya untuk tidur. Lahir pula kekuatan dan kemahuan tekad yang jitu dalam kelesuan tubuhnya.
“Mari sini wahai anakku..”panggil Umar lembut. Abdul Malik pun menghampiri ayahnya. Umar pun memeluk dan mencium dahi anaknya sambil berkata: Segala Puji bagi Allah yang telah melahirkan daripada sulbi ayah seorang anak yang mampu membantu agama ayahnya..”
Umar pun bingkas bangun dan mengarahkan supaya orang ramai diberitahu bahawa sesiapa sahaja yang dizalimi hendaklah mengadukannya kepada khalifah.
Menghargai ruang dan peluang oleh: Esa b. Abd Samad
INGATAN kita sudah tentu masih segar terhadap bencana alam yang pertama kali melanda negara ini, iaitu ombak besar Tsunami. Ombak besar Tsunami telah mengakibatkan kehilangan lebih 150,000 nyawa di beberapa negara Asia apabila ombak itu melanda pantai kawasan pesisir pantai di beberapa negara Asia pada 26 Disember, 2004. Kemusnahan, keperitan hidup, kematian dilaporkan berlaku di serata tempat sehingga sukar diungkap dengan kata-kata.
Kepada remaja-remaja yang terlibat dalam bencana ini, kita merafakkan simpati yang tidak terhingga. Ramai juga golongan remaja yang masih di bangku sekolah, dilanda kesedihan dek kehilangan bukan sahaja ahli keluarga, malah persiapan sekolah seperti buku-buku teks, pakaian, dan sebagainya yang baru sahaja dibeli, namun sudah musnah akibat bencana alam yang dahsyat itu.
Bagi remaja lain yang tidak terlibat dalam bencana, jadikan bencana yang melanda sebagai iktibar yang tidak terhingga nilainya. Iktibar yang dimaksudkan ialah iktibar dan pengajaran dari segi ruang dan peluang.
Ruang, bermaksud kawasan lapang. Misalnya ruang tamu merujuk kepada kawasan lapang di rumah kita untuk dijadikan kawasan tetamu bersembang dengan kita. Peluang pula ialah kesempatan. Misalnya, kesempatan untuk hidup, kesempatan untuk mencari rezeki dan berusaha.
Dalam hal kehidupan, ruang dan peluang bererti nikmat kelapangan dan kesempatan yang dianugerahi oleh Allah kepada kita untuk menjalani kehidupan. Antara nikmat kelapangan dan kesempatan itu termasuklah:
- Nikmat hidup
- Nikmat sihat
- Nikmat mempunyai keluarga
- Nikmat mempunyai kekayaan
- Nikmat mempunyai kelapangan masa
- Nikmat menjadi muda remaja.
Rasulullah s.a.w. sendiri pernah bersabda yang bermaksud,
"Rebutlah lima peluang sebelum datang lima iaitu hidup sebelum mati, lapang sebelum sibuk, kaya sebelum miskin, sihat sebelum sakit dan muda sebelum tua."
Ingatan baginda itu disebabkan manusia selalu alpa dengan kesenangan dan kemewahan.
Berapa ramaikah antara anda yang benar-benar bersyukur dengan nikmat yang diberi dan menggunakan nikmat diberi secara bermanfaat, sebelum nikmat itu direnggut sekelip mata?
Jika anda mengambil iktibar daripada bencana Tsunami, anda harus ingat bahawa nikmat ruang dan peluang kurniaan-Nya boleh pergi sekelip mata. Harus diingat bahawa mangsa-mangsa tsunami langsung tidak menduga bahawa bencana itu menimpa mereka sekelip mata. Ketika sedang asyik menikmati keindahan pantai, menangkap ikan-ikan di tepi pantai, mandi-manda di laut ataupun mungkin ada yang sedang asyik menonton TV, tiba-tiba sahaja ombak setinggi pokok kelapa menderu menghempas pantai dan memusnahkan segala nikmat yang diraih sebelum ini.
Oleh itu, ingatlah bahawa walau apa pun anda lakukan pada saat dan tika ini, nikmat yang anda rasai sekarang boleh ditarik pada bila-bila masa. Jadi, sementara nikmat itu masih anda rasai, sementara ruang dan peluang masih ada, gunakannya dengan sepenuh hati untuk meraih kejayaan dan mencari keredaan Allah s.w.t.
Amat malang jika remaja tidak menggunakan ruang dan peluang yang dianugerahi Allah dengan bijaksana dan penuh kesyukuran. Misalnya, diberi nikmat masa lapang, anda gunakan sepenuhnya untuk berhibur dan berlibur tanpa batasan. Diberi nikmat muda remaja, anda gunakan untuk bersantai puas-puas dengan alasan - muda hanya sekali. Diberi nikmat sihat, anda gunakan untuk berlumba haram, melakukan maksiat dan noda tanpa mengenal batas.
Jika ruang dan peluang sudah tiada, yang tinggal hanyalah tangisan. Misalnya, ada seorang remaja yang mengambil keputusan PMR dengan perasaan yang sebak, menangis teresak-esak kerana keputusannya amat mengecewakan. Tangisan anaknya itu disahut oleh bapanya; "engkau menangis air mata darah pun tidak berguna lagi."
Menangis selepas kehilangan ruang dan peluang tidak berguna lagi. Menyesal dahulu pendapatan, menyesal kemudian tidak berguna. Dalam konteks remaja di atas, tangisannya amat bererti jika itu dilakukannya setahun sebelum PMR. Tangisannya dijadikannya tekad untuknya menerokai kejayaan cemerlang dalam peperiksaan.
Penulis juga pernah bertemu dengan seorang pelajar yang lumpuh selepas terlibat dalam kemalangan dengan sebuah kereta, selepas dia terbabit dalam perlumbaan haram. Dia menangis, dia menyesal dan dia kecewa dengan tindakannya. Namun apakan daya, kini hidupnya bergantung kepada belas ihsan orang lain dan bantuan ibu bapanya untuk memapahnya ke sana dan ke mari.
Alangkah baiknya jika pelajar ini menyesal sebelum dia terlibat dalam perlumbaan haram. Alangkah baiknya jika dia beringat sebelum terkena. Misalnya mungkin dia boleh menggunakan nikmat sihat yang diraihnya atau nikmat kemampuan memiliki dan menunggang kenderaan dengan belajar bersungguh-sungguh, meminjam buku di pusat sumber atau menghadiri kelas tuisyen.
Oleh itu, jika anda menatap berita-berita menyedihkan seperti bencana tsunami, renung-renungkan pula pada diri anda. Sejauh manakah anda mensyukuri nikmat Allah sebelum segalanya ditarik-balik?
Kepada remaja-remaja yang terlibat dalam bencana ini, kita merafakkan simpati yang tidak terhingga. Ramai juga golongan remaja yang masih di bangku sekolah, dilanda kesedihan dek kehilangan bukan sahaja ahli keluarga, malah persiapan sekolah seperti buku-buku teks, pakaian, dan sebagainya yang baru sahaja dibeli, namun sudah musnah akibat bencana alam yang dahsyat itu.
Bagi remaja lain yang tidak terlibat dalam bencana, jadikan bencana yang melanda sebagai iktibar yang tidak terhingga nilainya. Iktibar yang dimaksudkan ialah iktibar dan pengajaran dari segi ruang dan peluang.
Ruang, bermaksud kawasan lapang. Misalnya ruang tamu merujuk kepada kawasan lapang di rumah kita untuk dijadikan kawasan tetamu bersembang dengan kita. Peluang pula ialah kesempatan. Misalnya, kesempatan untuk hidup, kesempatan untuk mencari rezeki dan berusaha.
Dalam hal kehidupan, ruang dan peluang bererti nikmat kelapangan dan kesempatan yang dianugerahi oleh Allah kepada kita untuk menjalani kehidupan. Antara nikmat kelapangan dan kesempatan itu termasuklah:
- Nikmat hidup
- Nikmat sihat
- Nikmat mempunyai keluarga
- Nikmat mempunyai kekayaan
- Nikmat mempunyai kelapangan masa
- Nikmat menjadi muda remaja.
Rasulullah s.a.w. sendiri pernah bersabda yang bermaksud,
"Rebutlah lima peluang sebelum datang lima iaitu hidup sebelum mati, lapang sebelum sibuk, kaya sebelum miskin, sihat sebelum sakit dan muda sebelum tua."
Ingatan baginda itu disebabkan manusia selalu alpa dengan kesenangan dan kemewahan.
Berapa ramaikah antara anda yang benar-benar bersyukur dengan nikmat yang diberi dan menggunakan nikmat diberi secara bermanfaat, sebelum nikmat itu direnggut sekelip mata?
Jika anda mengambil iktibar daripada bencana Tsunami, anda harus ingat bahawa nikmat ruang dan peluang kurniaan-Nya boleh pergi sekelip mata. Harus diingat bahawa mangsa-mangsa tsunami langsung tidak menduga bahawa bencana itu menimpa mereka sekelip mata. Ketika sedang asyik menikmati keindahan pantai, menangkap ikan-ikan di tepi pantai, mandi-manda di laut ataupun mungkin ada yang sedang asyik menonton TV, tiba-tiba sahaja ombak setinggi pokok kelapa menderu menghempas pantai dan memusnahkan segala nikmat yang diraih sebelum ini.
Oleh itu, ingatlah bahawa walau apa pun anda lakukan pada saat dan tika ini, nikmat yang anda rasai sekarang boleh ditarik pada bila-bila masa. Jadi, sementara nikmat itu masih anda rasai, sementara ruang dan peluang masih ada, gunakannya dengan sepenuh hati untuk meraih kejayaan dan mencari keredaan Allah s.w.t.
Amat malang jika remaja tidak menggunakan ruang dan peluang yang dianugerahi Allah dengan bijaksana dan penuh kesyukuran. Misalnya, diberi nikmat masa lapang, anda gunakan sepenuhnya untuk berhibur dan berlibur tanpa batasan. Diberi nikmat muda remaja, anda gunakan untuk bersantai puas-puas dengan alasan - muda hanya sekali. Diberi nikmat sihat, anda gunakan untuk berlumba haram, melakukan maksiat dan noda tanpa mengenal batas.
Jika ruang dan peluang sudah tiada, yang tinggal hanyalah tangisan. Misalnya, ada seorang remaja yang mengambil keputusan PMR dengan perasaan yang sebak, menangis teresak-esak kerana keputusannya amat mengecewakan. Tangisan anaknya itu disahut oleh bapanya; "engkau menangis air mata darah pun tidak berguna lagi."
Menangis selepas kehilangan ruang dan peluang tidak berguna lagi. Menyesal dahulu pendapatan, menyesal kemudian tidak berguna. Dalam konteks remaja di atas, tangisannya amat bererti jika itu dilakukannya setahun sebelum PMR. Tangisannya dijadikannya tekad untuknya menerokai kejayaan cemerlang dalam peperiksaan.
Penulis juga pernah bertemu dengan seorang pelajar yang lumpuh selepas terlibat dalam kemalangan dengan sebuah kereta, selepas dia terbabit dalam perlumbaan haram. Dia menangis, dia menyesal dan dia kecewa dengan tindakannya. Namun apakan daya, kini hidupnya bergantung kepada belas ihsan orang lain dan bantuan ibu bapanya untuk memapahnya ke sana dan ke mari.
Alangkah baiknya jika pelajar ini menyesal sebelum dia terlibat dalam perlumbaan haram. Alangkah baiknya jika dia beringat sebelum terkena. Misalnya mungkin dia boleh menggunakan nikmat sihat yang diraihnya atau nikmat kemampuan memiliki dan menunggang kenderaan dengan belajar bersungguh-sungguh, meminjam buku di pusat sumber atau menghadiri kelas tuisyen.
Oleh itu, jika anda menatap berita-berita menyedihkan seperti bencana tsunami, renung-renungkan pula pada diri anda. Sejauh manakah anda mensyukuri nikmat Allah sebelum segalanya ditarik-balik?
Membentuk Tabiat Remaja Cemerlang oleh: Esa b. Abd Samad
"UNTUK MENJADI REMAJA CEMERLANG, ANDA PERLU TAHU APA DAN MENGAPA ANDA HARUS CEMERLANG".
PADA suatu ketika, seorang guru telah membawa sekumpulan remaja yarig merupakan anak-anak muridnya ke sebuah hutan lipur. Remaja itu agak liar dan sering kali melanggar peraturan. Guru itu telah memberi tugasan kepada remaja itu semasa mereka mengembara di dalam hutan. Mula-mula, guru tersebut meminta mereka mencabut anak-anak pokok yang setinggi lutut. Tanpa banyak soal, para remaja itu mencabut dengan mudah anak-anak pokok itu. Kemudian, apabila sampai lebih jauh ke dalam hutan, guru itu meminta pula mereka mencabut anak-anak pokok setinggi paras bahu mereka. Kali ini remaja-remaja berkenaan mula mengeluh. Ah! Susahnya, kata mereka, Namun, selepas bersusah-payah dan saling membantu, mereka berjayajuga mencabut pokok-pokok kecil itu. Akhirnya, tibalah mereka ke kawasan hutan yang paling dalam dan dipenuhi dengan pokok-pokok tua berusia ratusan tahun. Guru itu meminta pula mereka mencabut pokok-pokok sebesar sepemeluk atau lebih besar daripada itu. Kali ini o . mereka menggeleng kepala tanda tidak sanggup lagi untuk mencabut pokok sebesar itu! ^
Cerita di atas memaparkan usaha seorang guru untuk menyedarkan anak-anak muridnya tentang TABIAT. Tabiat adalah sesuatu kebiasaan yang kita lakukan dan bermula dengan perlakuan 'kecil-kecilan', hinggalah menjadi amat lumrah dalam hidup kita, Contohnya, seorang remaja yang terlibat dalam kancah penyalahgunaan dadah mungkin bermula dengan menghisap sebatang rokok. Mula-mula sebatang rokok, kemudian menjadi sekotak, dan lama-kelamaan sekartun sehari.
Dalam cerita di atas, guru itu ingin menekankan betapa pada peringkat awal, tabiat mungkin mudah diubah, dilentur, namun lama-kelamaan apabila telah sebati, tabiat sukar hendak diperbaiki lagi.
Begitulah juga jika anda ingin menjadi seorang remaja yang cemerlang. Mulakan usaha secara kecil-kecilan, melangkah dari satu anak tangga ke anak tangga, hingga akhirnya anda menuju ke puncak. Aristotle, seorang ahli falsafah terkemuka mengatakan, 'kita menjadi apa yang selalu kita lakukan. Maka kecemerlangan bukanlah suatu tindakan, tetapi suatu tabiat.'
Stephen R Covey (1997) mentakrifkan tabiat sebagai persilangan pengetahuan, kemahiran, dan keinginan. Pengetahuan merujuk kepada paradigma teori; apa yang perlu dibuat dan mengapa. Kemahiran ialah cara membuat. Keinginan merujuk kepada motivasi dan kemahuan membuat.
Katakan seorang remaja ingin menjadi pelajar cemerlang. Dia mungkin masih belum mampu menerjah kecemerlangan kerana kurang memberi tumpuan di kelas, malas hendak mengulang kaji, sering kali tidur, dan berfoya-foya. Dia mungkin mendapat kesedaran selepas mengikuti program motivasi, atau menghadiri kaunseling yang berterusan.
Namun, kesedaran tentang kepentingan belajar dan, tahu tentang teknik belajar, ini belum mencukupi untuknya menerjah kecemerlangan. Dia hanya akan berjaya apabila mempunyai keinginan dan momentum sikap untuk berjaya, cemerlang, gemilang, dan terbilang.
Pembentukan tabiat memerlukan dukungan ketiga-tiga elemen ini. Untuk menjadi remaja cemerlang, anda perlu tahu apa dan mengapa anda harus cemerlang? Anda kemudian perlukan bimbingan dari segi kemahiran bagaimana hendak cemerlang? Lonjakan ke arah pembentukan tabiat akan berlaku apabila melonjaknya keinginan, kemasyhuran, dan keghairahan anda untuk cemerlang.
Menggarap Pengetahuan dan Keinginan
Langkah pertama, untuk menjadi remaja cemerlang ialah menggarap pengetahuan dan keinginan secara bersama. Anda perlu tahu apakah kecemerlangan, mengapakah anda harus cemerlang, seterusnya anda perlu mencipta keghairahan, dan semangat untuk menjadi cemerlang.
Mengapakah negara melahirkan insan-insan cemerlang seperti Nicol David, Nur Amalina, dan Datin Paduka Dr Sharifah Mazlina, yang masing-masing berjaya mengharumkan negara dalam bidang sukan dan akademik? Jawapannya, ialah mereka semua berjaya menggarap pengetahuan dan keinginan untuk cemerlang. Contohnya Nur Amalina mendapat tahu tentang kejayaan seorang pelajar, Yap Sui Lin menggondol rekod pelajar cemerlang iaitu meraih 16 A dalam SPM. Sebagai pelajar yang sudahpun berada di barisan hadapan, Amalina tercabar untuk memecahkan rekod 16 A dengan meraih 17 A.
Jika anda ingin mengikut jejak langkah mereka, mulakan dengan bermuhasabah diri terlebih dahulu:
o Mengapakah aku datang ke sekolah pada setiap hari?
o Apakah sebenarnya yang ingin aku capai dalam hidupku?
o Betulkah setiap langkah perbuatan yang kulakukan ini?
Jika sukar menjawabnya rujuklah kepada orang yang tahu. Guru di sekolah ada, ibu bapa ada, rakan-taulan ada, atau ikuti program motivasi, dan sebagainya. Satu ketika saya pernah berkawan dan terikut-ikut dengan rakan-rakan yang mengamalkan cara hidup rockers sewaktu remaja; memakai sapu tangan key, memakai jaket rugged, menyimpan rambut panjang, dan sebagainya. Namun pada suatu hari, saya menyoal diri sendiri; apakah sebenarnya yang saya lakukan? BetuI ke apa-apa yang saya buat selama ini?
Selepas bermuhasabah dan berjumpa dengan pakar-pakar agama, saya akhirnya meninggalkan tabiat tersebut dan memulakan tabiat baharu sebagai remaja soleh.
Menggarap Kemahiran
Langkah seterusnya ialah menggarap kemahiran. Setelah anda menyuntik kesedaran dalam diri, membina semangat dan ilmu untuk menerjah kemajuan, anda perlu menggarap kemahiran.
Misalnya, jika ingin menjadi pelajar cemerlang, tidak cukup sekadar menghadiri program motivasi ataupun menitiskan air mata kesedaran. Anda perlu menggarap pelbagai kemahiran pelajar cemerlang seperti:
o Kemahiran mencatat nota
o Kemahiran mengingat dengan berkesan
o Kemahiran membaca dengan pantas dan lain-lain.
PADA suatu ketika, seorang guru telah membawa sekumpulan remaja yarig merupakan anak-anak muridnya ke sebuah hutan lipur. Remaja itu agak liar dan sering kali melanggar peraturan. Guru itu telah memberi tugasan kepada remaja itu semasa mereka mengembara di dalam hutan. Mula-mula, guru tersebut meminta mereka mencabut anak-anak pokok yang setinggi lutut. Tanpa banyak soal, para remaja itu mencabut dengan mudah anak-anak pokok itu. Kemudian, apabila sampai lebih jauh ke dalam hutan, guru itu meminta pula mereka mencabut anak-anak pokok setinggi paras bahu mereka. Kali ini remaja-remaja berkenaan mula mengeluh. Ah! Susahnya, kata mereka, Namun, selepas bersusah-payah dan saling membantu, mereka berjayajuga mencabut pokok-pokok kecil itu. Akhirnya, tibalah mereka ke kawasan hutan yang paling dalam dan dipenuhi dengan pokok-pokok tua berusia ratusan tahun. Guru itu meminta pula mereka mencabut pokok-pokok sebesar sepemeluk atau lebih besar daripada itu. Kali ini o . mereka menggeleng kepala tanda tidak sanggup lagi untuk mencabut pokok sebesar itu! ^
Cerita di atas memaparkan usaha seorang guru untuk menyedarkan anak-anak muridnya tentang TABIAT. Tabiat adalah sesuatu kebiasaan yang kita lakukan dan bermula dengan perlakuan 'kecil-kecilan', hinggalah menjadi amat lumrah dalam hidup kita, Contohnya, seorang remaja yang terlibat dalam kancah penyalahgunaan dadah mungkin bermula dengan menghisap sebatang rokok. Mula-mula sebatang rokok, kemudian menjadi sekotak, dan lama-kelamaan sekartun sehari.
Dalam cerita di atas, guru itu ingin menekankan betapa pada peringkat awal, tabiat mungkin mudah diubah, dilentur, namun lama-kelamaan apabila telah sebati, tabiat sukar hendak diperbaiki lagi.
Begitulah juga jika anda ingin menjadi seorang remaja yang cemerlang. Mulakan usaha secara kecil-kecilan, melangkah dari satu anak tangga ke anak tangga, hingga akhirnya anda menuju ke puncak. Aristotle, seorang ahli falsafah terkemuka mengatakan, 'kita menjadi apa yang selalu kita lakukan. Maka kecemerlangan bukanlah suatu tindakan, tetapi suatu tabiat.'
Stephen R Covey (1997) mentakrifkan tabiat sebagai persilangan pengetahuan, kemahiran, dan keinginan. Pengetahuan merujuk kepada paradigma teori; apa yang perlu dibuat dan mengapa. Kemahiran ialah cara membuat. Keinginan merujuk kepada motivasi dan kemahuan membuat.
Katakan seorang remaja ingin menjadi pelajar cemerlang. Dia mungkin masih belum mampu menerjah kecemerlangan kerana kurang memberi tumpuan di kelas, malas hendak mengulang kaji, sering kali tidur, dan berfoya-foya. Dia mungkin mendapat kesedaran selepas mengikuti program motivasi, atau menghadiri kaunseling yang berterusan.
Namun, kesedaran tentang kepentingan belajar dan, tahu tentang teknik belajar, ini belum mencukupi untuknya menerjah kecemerlangan. Dia hanya akan berjaya apabila mempunyai keinginan dan momentum sikap untuk berjaya, cemerlang, gemilang, dan terbilang.
Pembentukan tabiat memerlukan dukungan ketiga-tiga elemen ini. Untuk menjadi remaja cemerlang, anda perlu tahu apa dan mengapa anda harus cemerlang? Anda kemudian perlukan bimbingan dari segi kemahiran bagaimana hendak cemerlang? Lonjakan ke arah pembentukan tabiat akan berlaku apabila melonjaknya keinginan, kemasyhuran, dan keghairahan anda untuk cemerlang.
Menggarap Pengetahuan dan Keinginan
Langkah pertama, untuk menjadi remaja cemerlang ialah menggarap pengetahuan dan keinginan secara bersama. Anda perlu tahu apakah kecemerlangan, mengapakah anda harus cemerlang, seterusnya anda perlu mencipta keghairahan, dan semangat untuk menjadi cemerlang.
Mengapakah negara melahirkan insan-insan cemerlang seperti Nicol David, Nur Amalina, dan Datin Paduka Dr Sharifah Mazlina, yang masing-masing berjaya mengharumkan negara dalam bidang sukan dan akademik? Jawapannya, ialah mereka semua berjaya menggarap pengetahuan dan keinginan untuk cemerlang. Contohnya Nur Amalina mendapat tahu tentang kejayaan seorang pelajar, Yap Sui Lin menggondol rekod pelajar cemerlang iaitu meraih 16 A dalam SPM. Sebagai pelajar yang sudahpun berada di barisan hadapan, Amalina tercabar untuk memecahkan rekod 16 A dengan meraih 17 A.
Jika anda ingin mengikut jejak langkah mereka, mulakan dengan bermuhasabah diri terlebih dahulu:
o Mengapakah aku datang ke sekolah pada setiap hari?
o Apakah sebenarnya yang ingin aku capai dalam hidupku?
o Betulkah setiap langkah perbuatan yang kulakukan ini?
Jika sukar menjawabnya rujuklah kepada orang yang tahu. Guru di sekolah ada, ibu bapa ada, rakan-taulan ada, atau ikuti program motivasi, dan sebagainya. Satu ketika saya pernah berkawan dan terikut-ikut dengan rakan-rakan yang mengamalkan cara hidup rockers sewaktu remaja; memakai sapu tangan key, memakai jaket rugged, menyimpan rambut panjang, dan sebagainya. Namun pada suatu hari, saya menyoal diri sendiri; apakah sebenarnya yang saya lakukan? BetuI ke apa-apa yang saya buat selama ini?
Selepas bermuhasabah dan berjumpa dengan pakar-pakar agama, saya akhirnya meninggalkan tabiat tersebut dan memulakan tabiat baharu sebagai remaja soleh.
Menggarap Kemahiran
Langkah seterusnya ialah menggarap kemahiran. Setelah anda menyuntik kesedaran dalam diri, membina semangat dan ilmu untuk menerjah kemajuan, anda perlu menggarap kemahiran.
Misalnya, jika ingin menjadi pelajar cemerlang, tidak cukup sekadar menghadiri program motivasi ataupun menitiskan air mata kesedaran. Anda perlu menggarap pelbagai kemahiran pelajar cemerlang seperti:
o Kemahiran mencatat nota
o Kemahiran mengingat dengan berkesan
o Kemahiran membaca dengan pantas dan lain-lain.
Tips dari Dr. Fadzilah Kamsah
Sebelum tidur, maafkan semua orang tak kira siapa ~ InsyaAllah, Allah lipat gandakan rezeki. Sebelum tidur, berdoa, depends on apa yg kita hendak sepanjang tidur,otak akan generatekan all of our wish & InsyaAllah, kita akan work towards it (ada semangat) di keesokan harinya.
Makan buah sebelum breakfast, lunch & dinner ~ ikut Sunnah &dapat pahala & also boleh rujuk kpd pakar pemakanan,vit C dari buah2an yg dimakan selepas breakfast, lunch & dinner yang akan diperolehi adalah approaching 0%.Jangan minum air semasa sedang makan (breakfast, lunch & dinner). Minum air selepas 15-30 minit selepa makan.Untuk minum, bagi teguk yg pertama sahaja, biarkan air dlm mulut about 10s then baru telan.Teguk kedua & seterusnya boleh minum terus sbb air liur ada enzyme yg boleh membunuh kuman dlm pankreas,perut, & so on yg akan dibawa oleh air tegukan pertama.
Seelok2nya makan malam sblm maghrib ~ ikut sunnah (Rasullullah makan sblm maghrib kecuali bulan Ramadhan saja ie masa maghrib), sbb,bagi yg tgh study (or anak2), otak akan berfungsi excellently (senang absorb ilmu) around 2 hrs slps makan so, if makan at 8:30pm, around 10:30pm baru start study and most probably hanya boleh bertahan hingga jam 12 tgh malam saja,jadi, tak byk yg boleh dipelajari berbanding kalau makan pukul 6:30(org Cina take dinner around this hour). Juga, kita tak tidur dlm kekenyangan (yg mana boleh menghindar dari membuat sembahyang malam)
Tatacara di bilik air
Selepas buang air kecil, berdehem 3x (teran sikit) ~ boleh elak drpd dapat batu karang Semasa buang air besar,mengiring sedikit ke kiri ~ ikut sunnah sbb bila mengiring ke kiri, perut akan tekan bladder and senang buang air besar Tatacara didik anak Antara tips untuk dpt anak bijak/genius, ajar anak (atau baby) tidur mengiring ke kanan ~ sbb jantung (yg terletak sblh kiri)akan lebih"lapang"/"lega" dan mudah berdegup (erjalanan darah okay) and otak anak akan develop excellently.Bagi anak2 yg dah azalinya active or hyper-active, kurang(or jgn) pakaikan baju warna orange ~ sbb warna ini boleh merangsang secara actifnya tindak tanduk anak (ie. akan lebih nakal), sentiasa bersemangat waja & exuberant.
Tatacara didik diri sendiri Amalkan apa2 yg baik (juga amalan2 baru) selama 21+ plus hari berturut2 ~ Rasullullah (saw) bersabda, sst amalan yg diamalkan sekitar 21-30 hari, continuously, akan menjadi tabiat and kalau tak, ilmu itu akan mati. Buang segala rasa hasad dengki, dendam & lain2 yg -ve ~emosi2 ini akan membenarkan otak release excessive adrenaline, cortisone & toxine yg mana boleh membawa kpd bbrp penyakit cepat letih, wajah cepat nampak tua(tua sblm waktunya), selalu sakit perut & etc
Ada 3 kategori manusia :-
BERJAYA : Hari ini lebih baik daripada semalam
TERPEDAYA : Hari ini sama seperti semalam
CELAKA : Hari ini lebih teruk daripada semalam
Makan buah sebelum breakfast, lunch & dinner ~ ikut Sunnah &dapat pahala & also boleh rujuk kpd pakar pemakanan,vit C dari buah2an yg dimakan selepas breakfast, lunch & dinner yang akan diperolehi adalah approaching 0%.Jangan minum air semasa sedang makan (breakfast, lunch & dinner). Minum air selepas 15-30 minit selepa makan.Untuk minum, bagi teguk yg pertama sahaja, biarkan air dlm mulut about 10s then baru telan.Teguk kedua & seterusnya boleh minum terus sbb air liur ada enzyme yg boleh membunuh kuman dlm pankreas,perut, & so on yg akan dibawa oleh air tegukan pertama.
Seelok2nya makan malam sblm maghrib ~ ikut sunnah (Rasullullah makan sblm maghrib kecuali bulan Ramadhan saja ie masa maghrib), sbb,bagi yg tgh study (or anak2), otak akan berfungsi excellently (senang absorb ilmu) around 2 hrs slps makan so, if makan at 8:30pm, around 10:30pm baru start study and most probably hanya boleh bertahan hingga jam 12 tgh malam saja,jadi, tak byk yg boleh dipelajari berbanding kalau makan pukul 6:30(org Cina take dinner around this hour). Juga, kita tak tidur dlm kekenyangan (yg mana boleh menghindar dari membuat sembahyang malam)
Tatacara di bilik air
Selepas buang air kecil, berdehem 3x (teran sikit) ~ boleh elak drpd dapat batu karang Semasa buang air besar,mengiring sedikit ke kiri ~ ikut sunnah sbb bila mengiring ke kiri, perut akan tekan bladder and senang buang air besar Tatacara didik anak Antara tips untuk dpt anak bijak/genius, ajar anak (atau baby) tidur mengiring ke kanan ~ sbb jantung (yg terletak sblh kiri)akan lebih"lapang"/"lega" dan mudah berdegup (erjalanan darah okay) and otak anak akan develop excellently.Bagi anak2 yg dah azalinya active or hyper-active, kurang(or jgn) pakaikan baju warna orange ~ sbb warna ini boleh merangsang secara actifnya tindak tanduk anak (ie. akan lebih nakal), sentiasa bersemangat waja & exuberant.
Tatacara didik diri sendiri Amalkan apa2 yg baik (juga amalan2 baru) selama 21+ plus hari berturut2 ~ Rasullullah (saw) bersabda, sst amalan yg diamalkan sekitar 21-30 hari, continuously, akan menjadi tabiat and kalau tak, ilmu itu akan mati. Buang segala rasa hasad dengki, dendam & lain2 yg -ve ~emosi2 ini akan membenarkan otak release excessive adrenaline, cortisone & toxine yg mana boleh membawa kpd bbrp penyakit cepat letih, wajah cepat nampak tua(tua sblm waktunya), selalu sakit perut & etc
Ada 3 kategori manusia :-
BERJAYA : Hari ini lebih baik daripada semalam
TERPEDAYA : Hari ini sama seperti semalam
CELAKA : Hari ini lebih teruk daripada semalam
PENDAFTARAN KARIAH & CARUMAN KHAIRAT 2011
Kepada semua ahli kariah Masjid Al-Ehsan SS4A Kelana Jaya, Petaling Jaya, Selangor adalah dirayu & digalakkan untuk mendaftar sebagai ahli kariah & khairat kematian. Bagi ahli sedia-ada adalah dimohon untuk mengemaskini senarai terkini ahli-ahli yang tinggal bersama dialamat yang didaftarkan. Yuran ahli khairat adalah sebanyak RM50.00 sahaja setahun untuk satu keluarga. Jawatankuasa Masjid telah bersepakat bahawa ahli sediaada yang telah tertunggak yuran keahlian mereka perlu menjelaskan caruman yang telah tertunggak dari tahun 2008 sehingga 2011. Borang keahlian & bayaran boleh dimuat turun seperti berikut.
Tuesday, March 8, 2011
4 SIFAT RASULULLAH YANG BOLEH DITELADANI
Empat sifat rasul yang harus ditiru & diamalkan...
1.Benar (Siddiq) - Sifat pertama berbuat Siddiq, berbicara benar, berkata betul kerana akhlaknya sangat baik
2.Cerdas (fathonah) - Fathonah sifat rasul yang kedua, akalnya panjang sangat cerdas. Sebagai pemimpin selalu berwibawa, menyelesaikan masalah dengan tangkas.
3.Menyampaikan (tablig) - Tabligh sifat rasul yang ketiga, cara dan metodnya agar ditiru, Sasaran pertama adalah keluarga & beliau berdakwah ke segenap penjuru.
4.Dapat dipercaya (amanah) - Yang keempat bersifat Amanah, menyampaikan semua perintah Tuhan, tidak dikurang & tidak ditambah.
Catatan Kuliah Maghrib yang dipimpin oleh YBhg. Ustaz Sobri Abdul Rani
pada 7 Mac 2011
1.Benar (Siddiq) - Sifat pertama berbuat Siddiq, berbicara benar, berkata betul kerana akhlaknya sangat baik
2.Cerdas (fathonah) - Fathonah sifat rasul yang kedua, akalnya panjang sangat cerdas. Sebagai pemimpin selalu berwibawa, menyelesaikan masalah dengan tangkas.
3.Menyampaikan (tablig) - Tabligh sifat rasul yang ketiga, cara dan metodnya agar ditiru, Sasaran pertama adalah keluarga & beliau berdakwah ke segenap penjuru.
4.Dapat dipercaya (amanah) - Yang keempat bersifat Amanah, menyampaikan semua perintah Tuhan, tidak dikurang & tidak ditambah.
Catatan Kuliah Maghrib yang dipimpin oleh YBhg. Ustaz Sobri Abdul Rani
pada 7 Mac 2011
HIJRAH & TRANSFORMASI
"IF YOU DO NOT PLAN FOR YOUR SUCCESS, YOU ARE ACTUALLY PLANNING FOR YOUR FAILURE"
Firman Allah dalam Surah Ar-Ra'd ayat 11
Yang bermaksud:-
"Bagi tiap-tiap seorang ada malaikat penjaganya silih berganti dari hadapannya dan dari belakangnya, yang mengawas dan menjaganya (dari sesuatu bahaya) dengan perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak mengubah apa yang ada pada sesuatu kaum sehingga mereka mengubah apa yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki untuk menimpakan kepada sesuatu kaum bala bencana (disebabkan kesalahan mereka sendiri), maka tiada sesiapapun yang dapat menolak atau menahan apa yang ditetapkanNya itu, dan tidak ada sesiapapun yang dapat menolong dan melindungi mereka selain daripadaNya."
Firman Allah dalam Surah Ar-Ra'd ayat 11
Yang bermaksud:-
"Bagi tiap-tiap seorang ada malaikat penjaganya silih berganti dari hadapannya dan dari belakangnya, yang mengawas dan menjaganya (dari sesuatu bahaya) dengan perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak mengubah apa yang ada pada sesuatu kaum sehingga mereka mengubah apa yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki untuk menimpakan kepada sesuatu kaum bala bencana (disebabkan kesalahan mereka sendiri), maka tiada sesiapapun yang dapat menolak atau menahan apa yang ditetapkanNya itu, dan tidak ada sesiapapun yang dapat menolong dan melindungi mereka selain daripadaNya."
Monday, March 7, 2011
PROGRAM KHEMAH REMAJA PADA 19 MAC 2011
MAE/PENG/2-11
Tarikh: 6hb Mac 2011 (1 Rabiul Akhir 1432H)
Ahli Jemaah Kariah Masjid Al-Ehsan SS4A
YBhg. Tan Sri/Puan Sri, Dato/Datin, Tuan/Puan,
PERKARA : PROGRAM KHEMAH IBADAH REMAJA PADA 19 MAC 2011
Dengan hormatnya dimaklumkan bahawa Jawatankuasa dan Pengurusan Masjid Al-Ehsan SS4A akan menganjurkan Program Khemah Ibadah Remaja pada hari Sabtu 19, Mac 2011 (bersamaan 14 Rabiul Akhir 1432H) bertempat dibilik serbaguna masjid. Program ini adalah merupakan sebahagian dari pengisian aktiviti-aktiviti teras masjid sebagai pusat ilmu dan pembangunan ummah. Program ini dianjurkan khusus untuk anak-anak remaja kariah SS4A ini, lelaki dan perempuan yang berumur diantara 13 hingga 19 tahun sahaja buat permulaannya. Program seumpanya yang berkaitan dengan pembangunan modal insan anak-anak kariah SS4A akan dijalankan secara berterusan oleh pihak masjid. Penyertaan bagi program ini adalah percuma dan terhad kepada 50 peserta sahaja. Disertakan kertas kerja, tentatif program dan borang penyertaan untuk rujukan seperti dilampiran. Sila kembalikan Borang Penyertaan sebelum atau pada 14hb Mac 2011.
RASIONAL PROGRAM
Ingin dikasihi, difahami, diberi perhatian, didengari, malah bagi sesetengahnya ingin dibelai dan dimanja, menjadi keinginan bagi setiap anak-anak kita. Lebin-lebih lagi anak-anak yang melangkah masuk kealam remaja.
Disini, peranan kawan dan persekitaran sering mencorak pemikiran, emosi dan gaya kehidupan. Pengaruh rakan sebaya dan internet kuat mempengaruhi corak pemikiran mereka. Apa yang dikuatirkan, apakah kawan tolong kawan …..atau kawan makan kawan?
Justeru into, membentuk sikap adalah menjadi keutamaan “Priority”seperti maksud firman Allah dalam Surah Ar-Ra’d ayat 11 yang berbunyi…
”SESUNGGUHNYA ALLAH TIDAK AKAN MENGUBAH NASIB SESUATU KAUM SEHINGGA MEREKA MENGUBAH KEADAAN YANG ADA PADA DIRI MEREKA SENDIRI.”
Kajian yang dijalankan oleh Havard Business School dan Thomas Barry, pakar bagi syarikat IBM mendapati nilai diri manusia adalah berpunca dari kekuatan dalaman. Daripadanya terbentuk sikap yang akan mempenagaruhi watak individu.
Memahami pembentukan peribadi manusia adalah penting dalam melahirkan remaja yang mempunyai jatidiri berperinsip dan berwawasan. Tempoh kritikal remaja menjangkau usia 15 hingga kemuncaknya 20 tahun. Komunikasi dua hala diantara ibubapa dan anak-anak amat perlu, malah mental dan fizikal mereka perlu juga diurus dan dikawal “monitor” agar terarah.
Melalui Program Khemah Ibadah dan kepelbagaian kaedah dan metodologi , para pelajar akan dibawa menyedari, memahami dan seterusnya menghayati hidup bermaruah, berbudi dan berjasa kepada diri, keluarga, bangsa, agama dan Negara.
Analisa Masalah Pelajar/Remaja
• Keliru – antara keutamaan dan sampingan
• Tidak mempunyai visi dan misi hidup
• Kurang matang berfikir
• Jurang komunikasi dengan ibubapa
• Tidak focus
Antara Punca
• Ilmu dan didikan tidak sempurna
• Tidak seimbang kasih saying
• Tidak mendapat bimbingan yang berkesan
• Pemilihan “Role Model” yang tidak tepat
• Pergaulan yang merosakkan
Fokus Utama Program
1. Luaran - Kesihatan fizikal
2. Dalaman - Ketajaman Akal
- Kejernihan Spritual
- Penghalusan Emosi
Objektif
• Memahami kepentingan iman dan Islam
• Beramal dengan sedar dan faham
• Yakin pada diri
• Menyemai budaya cintakan ilmu
• Mempunyai prinsip hidup yang jelas
• Berjaya sebagai hamba Allah, anak, pelajar dan remaja soleh dan solehah
• Menjadi agen perubahan yang positif
Kepelbagaian Kaedah Edutainment
• Kuliah interaktif
• Solat berjemaah dan tazkirah
• Permainan minda dan bengkel
• Simfoni alam (belajar dari Universiti Kehidupan)
• Lagu-lagu motivasi
• Praktikal ibadah
Sasaran Peserta
• Pelajar sekolah dan remaja berumur diantara 13 hingga 19 tahun
Jangkamasa Program
• 1 hari
Wassalam.
Yang berkhidmat,
MUSTAPA KAMAL BIN MOHD RAZALI)
Pemangku Setiusaha Masjid Al-Ehsan SS4A
Tarikh: 6hb Mac 2011 (1 Rabiul Akhir 1432H)
Ahli Jemaah Kariah Masjid Al-Ehsan SS4A
YBhg. Tan Sri/Puan Sri, Dato/Datin, Tuan/Puan,
PERKARA : PROGRAM KHEMAH IBADAH REMAJA PADA 19 MAC 2011
Dengan hormatnya dimaklumkan bahawa Jawatankuasa dan Pengurusan Masjid Al-Ehsan SS4A akan menganjurkan Program Khemah Ibadah Remaja pada hari Sabtu 19, Mac 2011 (bersamaan 14 Rabiul Akhir 1432H) bertempat dibilik serbaguna masjid. Program ini adalah merupakan sebahagian dari pengisian aktiviti-aktiviti teras masjid sebagai pusat ilmu dan pembangunan ummah. Program ini dianjurkan khusus untuk anak-anak remaja kariah SS4A ini, lelaki dan perempuan yang berumur diantara 13 hingga 19 tahun sahaja buat permulaannya. Program seumpanya yang berkaitan dengan pembangunan modal insan anak-anak kariah SS4A akan dijalankan secara berterusan oleh pihak masjid. Penyertaan bagi program ini adalah percuma dan terhad kepada 50 peserta sahaja. Disertakan kertas kerja, tentatif program dan borang penyertaan untuk rujukan seperti dilampiran. Sila kembalikan Borang Penyertaan sebelum atau pada 14hb Mac 2011.
RASIONAL PROGRAM
Ingin dikasihi, difahami, diberi perhatian, didengari, malah bagi sesetengahnya ingin dibelai dan dimanja, menjadi keinginan bagi setiap anak-anak kita. Lebin-lebih lagi anak-anak yang melangkah masuk kealam remaja.
Disini, peranan kawan dan persekitaran sering mencorak pemikiran, emosi dan gaya kehidupan. Pengaruh rakan sebaya dan internet kuat mempengaruhi corak pemikiran mereka. Apa yang dikuatirkan, apakah kawan tolong kawan …..atau kawan makan kawan?
Justeru into, membentuk sikap adalah menjadi keutamaan “Priority”seperti maksud firman Allah dalam Surah Ar-Ra’d ayat 11 yang berbunyi…
”SESUNGGUHNYA ALLAH TIDAK AKAN MENGUBAH NASIB SESUATU KAUM SEHINGGA MEREKA MENGUBAH KEADAAN YANG ADA PADA DIRI MEREKA SENDIRI.”
Kajian yang dijalankan oleh Havard Business School dan Thomas Barry, pakar bagi syarikat IBM mendapati nilai diri manusia adalah berpunca dari kekuatan dalaman. Daripadanya terbentuk sikap yang akan mempenagaruhi watak individu.
Memahami pembentukan peribadi manusia adalah penting dalam melahirkan remaja yang mempunyai jatidiri berperinsip dan berwawasan. Tempoh kritikal remaja menjangkau usia 15 hingga kemuncaknya 20 tahun. Komunikasi dua hala diantara ibubapa dan anak-anak amat perlu, malah mental dan fizikal mereka perlu juga diurus dan dikawal “monitor” agar terarah.
Melalui Program Khemah Ibadah dan kepelbagaian kaedah dan metodologi , para pelajar akan dibawa menyedari, memahami dan seterusnya menghayati hidup bermaruah, berbudi dan berjasa kepada diri, keluarga, bangsa, agama dan Negara.
Analisa Masalah Pelajar/Remaja
• Keliru – antara keutamaan dan sampingan
• Tidak mempunyai visi dan misi hidup
• Kurang matang berfikir
• Jurang komunikasi dengan ibubapa
• Tidak focus
Antara Punca
• Ilmu dan didikan tidak sempurna
• Tidak seimbang kasih saying
• Tidak mendapat bimbingan yang berkesan
• Pemilihan “Role Model” yang tidak tepat
• Pergaulan yang merosakkan
Fokus Utama Program
1. Luaran - Kesihatan fizikal
2. Dalaman - Ketajaman Akal
- Kejernihan Spritual
- Penghalusan Emosi
Objektif
• Memahami kepentingan iman dan Islam
• Beramal dengan sedar dan faham
• Yakin pada diri
• Menyemai budaya cintakan ilmu
• Mempunyai prinsip hidup yang jelas
• Berjaya sebagai hamba Allah, anak, pelajar dan remaja soleh dan solehah
• Menjadi agen perubahan yang positif
Kepelbagaian Kaedah Edutainment
• Kuliah interaktif
• Solat berjemaah dan tazkirah
• Permainan minda dan bengkel
• Simfoni alam (belajar dari Universiti Kehidupan)
• Lagu-lagu motivasi
• Praktikal ibadah
Sasaran Peserta
• Pelajar sekolah dan remaja berumur diantara 13 hingga 19 tahun
Jangkamasa Program
• 1 hari
Wassalam.
Yang berkhidmat,
MUSTAPA KAMAL BIN MOHD RAZALI)
Pemangku Setiusaha Masjid Al-Ehsan SS4A
Subscribe to:
Posts (Atom)